Suatu hari sahabat penulis di grup WA menceritakan pengalamannya mengantar teman ke makam gurunya. Meskipun siang itu temannya harus kembali ke Jakarta, ia meminta ditunjukkan makam gurunya.
Sahabat penulis berkata, "Dulu kami bareng di dakwah kampus di Formusba. Saya belajar adab dari beliau hari ini. Menghormati guru dan berterimakasih atas jasa-jasa orang kepada kita." Ketulusan cinta dengan menyempatkan diri mendoakan gurunya yang telah tiada.
Penulis pernah mendapat pesan dari guru penulis bahwa setiap kali pindah ke suatu daerah, doakanlah wali Allah yang berada di daerah tersebut. Sesuai pesan guru, saat mutasi kerja ke Jember, penulis mendatangi makam seorang Wali Allah yang dianggap masyarakat sangat besar jasanya bagi warga Jember.
Penulis berziarah ke makam Sholeh bin Muhsin al-Hamid atau lebih dikenal dengan Habib Sholeh Tanggul. Beliau dikenal sangat pemurah dan dermawan, terutama dalam membantu anak yatim dan fakir miskin. Beliau mengasuh para anak yatim sampai dewasa sebagaimana anak kandungnya. Beliau berasal dari Yaman yang hijrah ke Jember untuk mengajar kitab kepada masyarakat Jember.
Cinta Harus Ditanamkan ke dalam Hati
Mencintai orang tua, guru, Wali Allah, dan orang-orang yang berjasa adalah sifat yang mulia. Pepatah mengatakan "Tak kenal maka tak sayang." Bagaimana mau sayang atau cinta jika mengenal saja tidak? Cinta tidak akan muncul jika orang tua tidak berusaha mengajarkannya.Cinta harus ditanam, diberi pupuk, dan dijaga sebagaimana tanaman. Bagaimana mengharapkan tumbuhnya tanaman jika benih saja tidak disebar? Nabi Muhammad SAW bersabda:
Didiklah anak-anak kalian dengan tiga hal: cinta kepada Nabi kalian, cinta kepada keluarganya, dan membaca Al-Qur’an. Karena sesungguhnya para penghafal Al-Qur’an akan berada di bawah naungan Allah pada hari di mana tiada naungan selain naungan-Nya, bersama para nabi dan orang-orang pilihan. (HR. Ath-Thabrani)Nabi Muhammad SAW menyuruh untuk mendidik anak-anak agar mencintai dirinya. Anak yang mencintai Nabi akan sering mengirimkan salam dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka akan berusaha mengetahui kehidupan Nabi dan mengikuti sunnah-sunnahnya.
Cinta yang membuat mereka selalu teringat sehingga menjadi rindu bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Rindu yang sampai membuat mereka bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.
Cinta akan Mengumpulkan dan Menyatukan
Kerinduan dan kecintaan yang kuat terhadap Nabi akan mengantarkan menjadi muslim yang baik. Cinta yang membuat mereka layak masuk dalam kelompok yang disebut Nabi dengan sebutan "saudaraku". Nabi bersabda:Aku rindu ingin sekali berjumpa dengan saudara-saudaraku, para shahabat nabi radliyallahu ‘anhum berkata: “Bukankah kami saudara-saudaramu? Beliau menjawab: “Kalian adalah para sahabatku. Saudara-saudaraku adalah orang-orang yang beriman kepadaku walaupun mereka belum pernah berjumpa denganku.” (H.R. Imam Ahmad)
Selain menyuruh untuk mendidik agar mencintai Nabinya, Nabi Muhammad juga berpesan untuk mendidik anak agar mencintai ahli baitihi (keluarganya). Di dalam sholat, selain mengucapkan sholawat kepada Nabi, kaum muslimin juga mengucapkan sholawat kepada keluarga Nabi Muhammad SAW.
Mengajak anak-anak untuk berziarah ke makam orang-orang sholeh serta menjelaskan jasa-jasanya adalah salah satu sarana untuk menimbulkan rasa cinta anak kepada mereka. Mengajak anak-anak mendoakan mereka akan menimbulkan karakter berbakti dan berterimakasih kepada mereka. Atas jasa perjuangan orang-orang sholeh terdahulu, generasi sekarang bisa mendapatkan nikmat cahaya iman.
Tradisi berziarah dan mendoakan orang-orang yang dicintai juga dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau diriwayatkan sering menziarahi makam para sahabat di Baqi. Doa yang diucapkan Beliau adalah:
Memang ada peziarah yang mungkin tidak faham dan melakukan kesalahan tersebut. Mereka justru menyembah orang-orang sholeh yang sudah meninggal tersebut. Seperti yang terjadi di zaman Nabi Nuh. Mereka menyembah lima orang sholeh yang sudah wafat (Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr).
Membedakan peziarah yang mendoakan ahli kubur dengan yang "menyembah" ahli kubur memang sulit dilakukan. Namun, menuduh semua peziarah pasti meminta dan menyembah kepada ahli kubur adalah tuduhan yang berat di pengadilan akhirat. Oleh karenanya berbaik sangka kepada peziarah lebih aman untuk dilakukan.
Pentingnya mencintai para ulama dan kekasih Allah SWT harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Berziarah ke makam mereka adalah salah satu caranya. Ini merupakan langkah awal untuk menjadikan mereka mengidolakan ulama dan para kekasih Allah SWT. Langkah awal untuk membuat mereka bercita-cita menjadi ulama dan kekasih Allah SWT.
Wallahu a'lam bishshowab
Tradisi berziarah dan mendoakan orang-orang yang dicintai juga dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau diriwayatkan sering menziarahi makam para sahabat di Baqi. Doa yang diucapkan Beliau adalah:
Semoga kesejahteraan terlimpah kepada kalian, para penghuni kubur, dari kaum Mukminin dan muslimin, dan sesungguhnya kami Insya Allah akan menyusul kalian. Kami memohon keselamatan kepada Allah untuk kami dan kalian. (HR Ibnu Majah)Mencintai dan mendoakan orang tua, para guru, orang-orang sholeh, dan para Nabi adalah perbuatan bakti. Berbakti kepada orang tua menimbulkan keberkahan. Begitu juga dengan berbuat bakti kepada para guru dan Nabi juga menimbulkan keberkahan hidup.
Kehidupan yang Baik setelah Cinta
Banyak orang yang kehidupannya berubah menjadi lebih baik setelah semakin berbakti kepada orang tua. Tiba-tiba hidupnya menjadi sukses. Dihilangkan kesulitan dan kesempitan hidupnya. Berbakti kepada orang tua membuka kesuksesan dan keberkahan hidup.Begitu juga yang dirasakan orang-orang yang menziarahi para kekasih Allah yang menjadi guru bagi umat. Mereka merasakan bahwa kehidupan mereka bertambah baik sejalan dengan bertambahnya cinta mereka. Bukan hanya dalam masalah kesejahteraan tapi juga terbukanya pemahaman-pemahaman yang lebih dalam tentang agama.
Mencintai dan berbakti kepada guru yang telah berjasa mendidik umat menimbulkan keberkahan. Apalagi terhadap guru yang telah mendidik para guru yaitu Nabi Muhammad SAW.
Berziarah kubur adalah sunnah yang diajarkan Nabi sebagaimana yang Beliau SAW lakukan kepada para sahabat yang dimakamkan di kuburan Baqi. Berziarah kubur dilakukan untuk mendoakan, mengenang, dan mencintai ahli kubur. Berziarah juga membuat seseorang mengingat kematian.
Mencintai dan berbakti kepada guru yang telah berjasa mendidik umat menimbulkan keberkahan. Apalagi terhadap guru yang telah mendidik para guru yaitu Nabi Muhammad SAW.
Berziarah kubur adalah sunnah yang diajarkan Nabi sebagaimana yang Beliau SAW lakukan kepada para sahabat yang dimakamkan di kuburan Baqi. Berziarah kubur dilakukan untuk mendoakan, mengenang, dan mencintai ahli kubur. Berziarah juga membuat seseorang mengingat kematian.
Ada orang-orang yang tidak suka dengan kegiatan ziarah ke makam para wali Allah. Mereka khawatir para peziarah melakukan kesyirikan dengan menyembah kepada ahli kubur. Mereka mengira para peziarah tidak berdoa kepada Allah SWT.
Memang ada peziarah yang mungkin tidak faham dan melakukan kesalahan tersebut. Mereka justru menyembah orang-orang sholeh yang sudah meninggal tersebut. Seperti yang terjadi di zaman Nabi Nuh. Mereka menyembah lima orang sholeh yang sudah wafat (Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr).
Membedakan peziarah yang mendoakan ahli kubur dengan yang "menyembah" ahli kubur memang sulit dilakukan. Namun, menuduh semua peziarah pasti meminta dan menyembah kepada ahli kubur adalah tuduhan yang berat di pengadilan akhirat. Oleh karenanya berbaik sangka kepada peziarah lebih aman untuk dilakukan.
Pentingnya mencintai para ulama dan kekasih Allah SWT harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Berziarah ke makam mereka adalah salah satu caranya. Ini merupakan langkah awal untuk menjadikan mereka mengidolakan ulama dan para kekasih Allah SWT. Langkah awal untuk membuat mereka bercita-cita menjadi ulama dan kekasih Allah SWT.
Wallahu a'lam bishshowab
Posting Komentar