Garpu tala adalah alat yang bergetar pada frekuensi tertentu bila dipukul. Satu garpu tala hanya bergetar pada satu frekuensi saja.
Garpu tala biasanya digunakan salah satunya untuk menyetel alat musik. Misalnya untuk memastikan nada Do pada suatu alat musik sudah benar, cukup dibandingkan suaranya dengan garpu tala yang memiliki frekuensi yang sama dengan nada Do.
Saat garpu tala bergetar karena dipukul, garpu tala lain yang memiliki frekuensi yang sama akan ikut bergetar. Meskipun garpu tala tersebut tidak dipukul.
Garpu tala lain yang memiliki frekuensi yang berbeda tidak akan ikut beresonansi. Contohnya garpu tala yang memiliki frekuensi nada Mi, jika dipukul dan bergetar akan membuat semua garpu tala yang memiliki nada Mi juga akan bergetar. Garpu tala lainnya yang memiliki frekuensi nada La, Si, atau Do tidak akan ikut bergetar.
Manusia Seperti Garpu Tala
Beresonansinya garpu tala ketika garpu tala lain dipukul juga terjadi pada manusia. Secara umum, hati manusia juga bisa bergetar ketika ia melihat seseorang mengalami sesuatu. Manusia bisa merasakan perasaan manusia lain.Saat melihat manusia tertawa, seseorang akan ikut tertawa. Saat melihat manusia bersedih, seseorang akan ikut merasa sedih. Bagaikan garpu tala, manusia bisa saling mempengaruhi getaran perasaan.
Kemampuan manusia untuk merasakan, memahami, pikiran dan perasaan manusia lain disebut dengan empati. Semakin kuat empatinya, maka semakin terasa perasaan yang dialaminya.
Manusia yang memiliki daya empati yang kuat bagus untuk menjadi psikolog, guru, konselor, atau pekerja sosial. Mereka bisa memahami perasaan orang lain sehingga bisa membantu memberikan jalan pemecahannya. Karena faham akan rasa sakitnya, mereka bisa lebih sabar dalam menolongnya.
Mereka yang memiliki empati yang kuat biasanya akan reflek memberikan bantuan. Ketika mereka melihat ada orang yang menderita, hati mereka bergetar. Mereka ikut merasakannya.
Mereka ikut merasa tidak nyaman. Untuk menghilangkan perasaan tersebut, mereka berusaha menghilangkan penderitaan tersebut. Saat yang mereka tolong keluar dari kesulitan dan bergembira, mereka juga merasakan kegembiraan.
Semakin Banyak Persamaannya, Semakin Kuat Getarannya
Meskipun secara umum setiap manusia bisa merasakan perasaan manusia lainnya, namun, semakin banyak persamaan maka semakin kuat resonansinya. Semakin sama kondisinya, semakin kuat kemampuan merasakannya. Sebagaimana garpu tala, semakin sama frekuensinya, semakin kuat resonansinya.Penderitaan anak yatim yang tinggal di panti asuhan, akan semakin kuat dirasakan oleh seseorang yang pernah menjadi anak yatim dan tinggal di panti asuhan. Penderitaan janda yang berjuang membesarkan anaknya seorang diri juga akan dirasakan oleh janda lainnya.
Kuatnya pengaruh getaran juga akan terasa jika ada kedekatan asal-usulnya. Misalnya kedekatan karena kekerabatan atau persaudaraan. Saudara kandung tentu memiliki empati yang lebih kuat dari pada teman biasa.
Orang-orang Beriman Memiliki Frekuensi yang Sama
Orang-orang beriman secara otomatis akan memiliki frekuensi yang sama. Semakin kuat keimanannya maka semakin sama cara berpikir dan perasaannya. Sebagaimana garpu tala, getaran perasaan yang dirasakan seseorang yang beriman akan dirasakan dengan sangat kuat oleh orang beriman lainnya.Nabi Muhammad SAW bersabda:
Perumpamaan orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh tubuhnya juga akan merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam. (HR. Bukhari dan Muslim)
Kuatnya empati antara orang beriman membuat mereka berusaha menghilangkan kesakitan yang dirasakan orang beriman lainnya. Itu sebabnya Nabi Muhammad SAW mengumpamakan orang beriman bagaikan satu bangunan. Di dalam hadits disebutkan:
Dari Abu Musa ra, Rasulullah SAW bersabda "Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan." (HR. Bukhari)Jika ada orang beriman yang menderita kesakitan, namun rasa sakit tersebut tidak dirasakan ini menjadi alarm. Jangan-jangan masih ada masalah dengan imannya. Nabi bersabda:
Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya. (HR At-Thabrani)Untuk mengetahui apakah garpu tala memiliki frekuensi yang sama, cukup digetarkan salah satunya. Jika ikut bergetar maka sudah pasti mereka memiliki frekuensi yang sama. Jika ada yang tidak bergetar, itu menjadi indikator bahwa garpu tala tersebut memiliki frekuensi yang berbeda.
Rumus ini juga bisa digunakan untuk mengintrospeksi diri. Menganalisa tingkat kedalaman iman diri. Apakah ia memiliki iman yang cukup, atau masih jauh dari sempurna. Cukup melihat apakah ia beresonansi jika melihat orang beriman lain menghadapi kesulitan.
Saat ada orang beriman difitnah atau dihina, ia juga merasa difitnah atau dihina. ia akan membela dengan kuat seakan-akan dirinyalah yang sedang dihina.
Saat ada orang beriman merasa kelaparan, ia akan berusaha keras mencari makanan. Seakan-akan dirinyalah yang sedang kelaparan.
Tidak merasakan kesakitan orang-orang beriman saja sudah bermasalah. Apalagi kalau suka menyakiti hati orang-orang beriman. Sudah jelas ia tidak bisa merasakan penderitaan orang-orang beriman.
Tidak membayar zakat saja sudah bermasalah. Apalagi selain tidak mampu merasakan penderitaan fakir miskin, suka menyakiti hati mereka.
Orang yang beriman jangankan menyakiti hati fakir dan miskin. Tidak dapat membantu dan menolong saja sudah membuat mereka sedih.
Wallahu a'lam bishshowab
Masya Allah Tabarakallah ustadz
BalasHapus