UXGwYckfCgmqHszQE5iamiTBKMiIQBNym46UNkvU
Lembar Nasihat

Pertahanan Terbaik adalah Menyerang

    

Seusai sholat tarawih penulis membaca chat WA yang dikirim istri penulis. Ia sudah menunggu lama di depan rumah sejak sholat isya. Rupanya ia tidak membawa kunci sepulang dari acara buka puasa bersama. Sepertinya penulis akan kena omelan karena tidak membaca WA dan segera pulang. Tentu saja penulis tidak membaca WA karena sedang sholat tarawih. Mene ketehe?

Tiba-tiba penulis teringat strategi yang dirumuskan oleh ahli perang China yang bernama Sun Tzu. Salah satu filosofi yang ia ajarkan adalah, "Pertahanan terbaik adalah menyerang." Benteng akan aman dari serangan jika musuh diserang lebih dahulu. Karena musuh sibuk bertahan, maka mereka tidak sempat menyerang.

Begitu sampai rumah, penulis langsung marah-marah. Mencari alasan sekedarnya, yang penting marah-marah. "Kenapa sih, jalan nggak bawa kunci!" Mujarab, istri diam aja dan nggak ngomel-ngomel. Takut penulis akan tambah marah kalau dikasih omelan. Menjelang tidur baru dia mengatakan bahwa ia tadi mau marah, eh kok malah dimarahin.

Strategi mendahului menyerang yang dirumuskan Sun Tzu juga dipakai para pakar dalam berbagai bidang. Di dalam bisnis, politik, olah raga, dan lain-lain, strategi ini sering didiskusikan untuk meraih kemenangan.

Di dalam permainan catur misalnya. Para pemain yang kawakan akan milih bidak putih daripada bidak hitam. Pertandingan catur memiliki aturan putih melangkah dahulu. Ini memberi kesempatan pihak putih untuk menyerang lebih dahulu. Kesempatan putih lebih besar untuk menang daripada hitam.

Saat perang khandak, badai angin mematikan api unggun di perkemahan pasukan ahzab yang mengepung kota Madinah. Dalam suasana yang kacau tersebut, Rasulullah SAW menyuruh Hudzaifah untuk menyelinap. Meskipun suasana gelap, ada yang melihat gerakan Hudzaifah yang berlari menyeberang ke markas pasukan ahzab. Ia pun berteriak ada penyusup yang menyelinap ke dalam markas. Turun perintah agar setiap pasukan Ahzab memperhatikan orang yang di sekitarnya untuk menangkap penyusup tersebut.

Mendengar perintah tersebut, Hudzaifah berinisiatif untuk menggertak lebih dahulu orang yang bertemu dengannya. Setiap kali bersentuhan dengan seseorang, Hudzaifah langsung menangkap tangannya dengan kasar dan menggertak, "Siapa kamu?" Pasukan Ahzab yang digertak Hudzaifah menjadi gugup dan menyebutkan nama dirinya agar tidak dikira penyusup. Karena takutnya, ia sampai lupa dan tidak berani menanyakan nama Hudzaifah. Hudzaifah menjadi aman karena ia menyerang lebih dahulu.

Menyerang lebih dahulu dapat dilakukan jika telah diketahui siapa yang menjadi lawan dan di mana posisinya. Jika lawannya saja tidak diketahui, bagaimana akan menyerang lebih dahulu? Ke mana ia harus mengarahkan moncong senjatanya?

Yang lebih parah lagi adalah mereka yang tidak sadar bahwa ia sedang diperangi. Tidak mengetahui bahwa musuh sedang mengintainya dan membunuhnya secara perlahan-lahan. Bagaimana akan memperkuat pertahanan sedangkan ia mengira tidak ada ancaman.

Sesungguhnya manusia sedang diperangi dengan dahsyatnya oleh Iblis dan bala tentaranya. Setiap detik mereka bekerja untuk menyesatkan manusia. Iblis menganggap Adam penyebab ia terusir dari surga. Tekad Iblis tersirat dari ucapannya kepada Allah SWT.
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al A'raf ayat 16-17)

Mereka yang menyadari permusuhan abadi antara manusia dan setan selalu waspada. Ketika mereka merasakan adanya bisikan untuk berbuat jahat, mereka langsung mengetahuinya.
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (QS. Al A’raf ayat 201)
Ketidaksadaran adanya permusuhan setan disebabkan beberapa hal. Di antaranya adalah manusia tidak bisa melihat setan dari kalangan jin. Mereka mengira rasa marah, benci, hasad, sedih, malas, sombong, dan tidak bersyukur adalah murni dari dirinya saja. Padahal setan telah meniupkan bisikan-bisikan yang merubah nafsu tersebut dari bara menjadi api yang berkobar-kobar.

Salah seorang sahabat Nabi, Sulaiman bin Shurd berkata:
Pada suatu hari aku duduk bersama-sama Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam sedang dua orang lelaki sedang saling mengeluarkan kata-kata kotor satu dan lainnya. Salah seorang daripadanya telah merah mukanya dan tegang pula urat lehernya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya aku tahu satu perkataan sekiranya dibaca tentu hilang rasa marahnya jika sekiranya ia mau membaca, ‘A’udzubillahi minas-syaitani’ (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya hilang kemarahan yang dialaminya.” (HR Bukhari)
Ketika seseorang ingin berbuat baik, tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membatalkannya, perlu baginya untuk membaca doa perlindungan dari godaan setan. Bisa jadi segala alasan untuk membatalkan niat baik tersebut berasal dari bisikan setan.

Iblis sebagaimana janjinya berusaha menggoda manusia dari arah depan. Ibnu Katsir menjelaskan arti menggoda dari arah depan ialah Iblis akan menjadikan manusia ragu terhadap kehidupan akhirat. Jangan-jangan hari kiamat itu tidak ada. Jangan-jangan tidak ada lagi kehidupan setelah kematian.

Arti dari godaan Iblis dari arah belakang adalah ia akan menjadikan manusia cinta kepada dunia. Menjadikan dunia begitu indah sehingga rela berbuat dosa untuk mendapatkannya. Cinta tergila-gila sehingga tidak mampu terlepas dari jeratan dunia.

Godaan Iblis dari sebelah kanan adalah menjadikan manusia samar-samar dalam urusan agama. Keragu-raguan antara halal dan haram yang membuat manusia terjatuh ke dalam yang haram.

Iblis juga mendatangi manusia dari arah kiri berupa bisikan untuk menyukai perbuatan sia-sia, maksiat, dan dosa. Akal manusia cukup mampu mengetahui bahaya minuman keras yang menjadi sebab munculnya kejahatan. Namun bisikan Iblis berusaha membuatnya menikmatinya. Manusia tahu bahwa rajin akan memberikan kesuksesan, namun rasa malas yang dibisikkan Iblis membuat tubuhnya berat dan terasa lelah.

Setan memang tidak dapat dilihat, tetapi Allah SWT memberikan senjata perlindungan di antaranya adalah ayat-ayat Al-Quran yang dapat digunakan untuk perlindungan. Contohnya adalah Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas yang disebut juga Al-Mu'awwidzatain yang artinya adalah dua perlindungan. Namun, cukupkah bertahan dengan hanya mengandalkan doa-doa saja.

Pertahanan terbaik adalah menyerang. Menyerang dalam artian aktif melakukan usaha yang membuat Iblis tidak memiliki kesempatan untuk mendekat. Aktif artinya melakukannya secara terus-menerus. Dilakukan tanpa henti yang membuat setan harus menarik belalainya dari hati manusia.

Membaca Al-Quran mungkin tidak dapat dilakukan secara terus menerus. Berdoa juga hanya dilakukan sesekali. Lalu apa yang bisa dilakukan secara berkesinambungan sambil melakukan kegiatan lainnya? Malaikat Jibril sengaja bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang hal ini agar manusia berlatih melakukannya. Jibril bertanya, “Jelaskan kepadaku tentang ihsan?”
  
Ihsan adalah memiliki perasaan seolah-olah melihat Allah SWT. Jika tidak mampu melihat Allah SWT, minimal meyakini bahwa sesungguhnya Allah SWT melihatnya. Perasaan dilihat ini bagi yang sudah berlatih, dapat berlangsung terus-menerus. Setan akan sulit menggodanya karena tidak ada celah untuk mendekatinya.

Seperti seseorang yang sedang menghadap pejabat yang penting. Ia akan duduk dengan rapi, tidak bersender atau mengangkat kakinya. Ia tidak berlaku seenaknya karena ia tahu bahwa pejabat tersebut sedang melihatnya. Selama pejabat tersebut masih berada di depannya otomatis ia mampu menjaga sikapnya.

Kenapa ada orang yang sholat tiba-tiba pikirannya melayang jauh? Kenapa setan bisa mengombang-ambingkan ingatannya? Padahal mulutnya sedang sibuk berdoa. Ia sholat seenaknya karena ia tidak mengaktifkan perasaan ihsan. Seandainya ia aktifkan perasaan tersebut, niscaya ia tidak akan berani seenaknya dalam sholat.

Pertahanan terbaik adalah dengan menyerang terlebih dahulu. Sebelum setan membisikkan dunia untuk melupakan sholat, aktifkan lebih dahulu perasaan Allah SWT sedang melihat kita yang sedang berdiri tepat di hadapan ka'bah. Biarkan setan tersebut melapor kepada atasannya dengan cengengesan karena malu atas kegagalannya.

Wallahu a’lam bishshowab.

1 komentar

Translate