Suatu hari penulis menceritakan orang yang memakai peci yang tingginya lebih dari satu jengkal. Tentu saat sujud ia harus mundur agar pecinya tidak diduduki jamaah yang sholat di depannya.
Teman penulis berkata, "Itu anggota PKD. Persatuan Kupluk Dhuwur (peci tinggi)." Teman yang lain menimpali bahwa pecinya tinggi agar sinyalnya kuat. Sinyalnya kuat tentu doanya lebih mantap. Memangnya peci sama seperti antena radio? Semakin tinggi semakin kuat sinyalnya.
Ulama mengatakan bahwa memakai penutup kepala seperti peci adalah perbuatan sunah. Sunah lainnya yang bisa menambah pahala saat sholat adalah bersiwak, berpakaian rapi, dan memakai parfum.
Berdoa dan beribadah adalah proses berkomunikasi dengan Allah SWT. Di dalam Al-Quran dan hadits dijelaskan beberapa hal yang bisa memperkuat sinyal komunikasi tersebut. Di antaranya sebagai berikut.
Lebih Bersih, Lebih Kuat Sinyalnya
HP yang mengandung virus dan malware akan berkurang kemampuannya dalam mengirim data. Jika HP terasa melambat dan sering panas, bisa jadi ada virus yang bekerja secara diam-diam. Membersihkan HP dari virus akan membuat HP optimal.
Sebagaimana HP yang bersih, jasmani yang bersih dari hadats akan membuat sinyal ibadah lebih kuat. Beribadah dengan berwudhu akan lebih besar pahalanya daripada tanpa berwudhu. Berdzikir atau membaca Al-Quran lebih baik jika dilakukan dengan berwudhu. Al-Muhajir bin Qunfudz meriwayatkan:
Ia pernah menemui Nabi SAW ketika beliau sedang buang air kecil, lalu ia mengucapkan salam kepada Beliau, namun Beliau tidak menjawab salamnya hingga berwudhu, kemudian Beliau meminta maaf seraya bersabda, “Sesungguhnya aku tidak suka menyebut Nama Allah Ta’ala kecuali dalam keadaan suci.” (HR. Abu Dawud)
Untuk memperkuat sinyal ibadah, selain kebersihan jasmani, yang lebih penting lagi adalah kebersihan hati. Hati bisa menjadi kotor dan hitam akibat dosa. Pentingnya kebersihan hati membuat berapa tarekat meletakkan istighfar di awal wirid. Kebersihan hati akan mempermudah dan memaksimalkan ibadah. Bertemu kekasih, tentu lebih nyaman dalam keadaan bersih.
Saat seseorang berwudhu, selain membersihkan jasmani, sebenarnya ia juga membersihkan dosa-dosa. Nabi mengatakan bahwa apabila seorang berwudhu maka keluarlah dosa-dosa dari mulut, hidung, wajah, kelopak mata, kedua tangannya, kepala hingga dari dua telinganya, dan dari dua kakinya. Wudhu cara yang efektif untuk memperkuat sinyal ibadah.
Melakukan Kebaikan sebelum Beribadah dan Berdoa
Beramal sholeh sebelum berdoa akan membuat efek doa lebih kuat. Ini merupakan salah satu tawasul yang diperintahkan Allah SWT. Tawasul adalah alat/wasilah agar ibadah atau doa lebih diterima. Allah SWT berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepadaNya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung. (QS. Al-Maidah ayat 35)
Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa makna wasilah pada ayat tersebut adalah al-qurbah (ibadah yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah). Di dalam sebuah hadits diceritakan tentang tiga orang yang terjebak di dalam gua. Mereka berdoa dengan bertawasul atas kebaikan yang pernah dilakukan. Allah SWT mengabulkan doa mereka sehingga bisa keluar dari gua.
Berpuasa, sholat, membaca Al-Quran, atau berdzikir sebelum berdoa adalah penerapan dari bertawasul dengan amal. Perbuatan baik bisa memperkuat sinyal doa.
Menyebut Asma dan Sifat Allah
Bertawasul dengan menyebut nama atau sifat Allah SWT akan memperkuat sinyal doa. Allah SWT berfirman:
Hanya milik Allah-lah asma’ul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asma’ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.(QS. Al-A’raf ayat 180)
Bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW
Di dalam hadits diriwayatkan:
Nabi SAW pernah mendengar seseorang memanjatkan doa dalam shalatnya, lalu ia tidak memanjatkan sholawat pada Nabi SAW. Beliau pun berkata, “Orang ini terlalu tergesa-gesa dalam doanya.” Kemudian Beliau memanggilnya lalu menegurnya atau mengatakan pada lainnya, “Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka mulailah dengan memuji Allah, menyanjung-Nya, lalu bersholawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mintalah doa yang diinginkan.” (HR. Tirmidzi)
Di dalam hadits lain:
Sesungguhnya doa itu diam antara langit dan bumi, tidak naik ke atas hingga engkau bersholawat pada Nabimu. (HR. Tirmidzi)
Menyebut Nama Kekasih Allah SWT
Nabi pernah menyuruh seseorang untuk menyebut namanya saat berdoa. Dari ‘Usman bin Hunaif R.A.:
Aku mendengar Rasulullah saat ada seorang lelaki buta datang mengadukan matanya yang tidak berfungsi kepadanya, lalu ia berkata: ‘Wahai Rasulullah, aku tidak punya pemandu dan sangat payah. Beliau bersabda: ‘Pergilah ke tempat wudhu, berwudhu, shalatlah dua raka’at, kemudian berdoalah (dengan redaksi): ‘Wahai Allah, aku memohon dan menghadap kepada-Mu, dengan (menyebut) Nabi-Mu Muhammad, nabi pembawa rahmat. Wahai Muhammad, sungguh aku menghadap kepada Tuhan-Mu dengan menyebutmu, karenanya mataku bisa berfungsi kembali. Ya Allah terimalah syafaatnya bagiku, dan tolonglah diriku dalam kesembuhanku.’ ‘Utsman berkata: ‘Demi Allah kami belum sempat berpisah dan perbincangan kami belum begitu lama sampai lelaki itu datang (ke tempat kami) dan sungguh seolah-olah ia tidak pernah buta sama sekali’.” (HR. Al-Hakim)
Ada perbedaan pendapat terkait boleh atau tidaknya bertawasul dengan menyebut nama Wali Allah dalam berdoa. Contohnya berdoa dengan kalimat “Bibarkati Syekh Abdul Qodir (dengan keberkahan Syekh Abdul Qodir)”.
Yang tidak setuju mengatakan bahwa ini dikategorikan syirik karena menempatkan makhluk sebagai perantara dalam peribadatan. Berdoa hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT.
Yang setuju berpendapat bahwa tidak ada di dalam pikiran mereka meminta kepada Syekh Abdul Qodir. Sebagaimana sahabat buta yang berdoa menyebut nama Nabi Muhammad SAW, tidak ada di dalam pikirannya meminta kepada Nabi. Ia hanya mengambil keberkahan nama Nabi sebagaimana mengambil keberkahan dari Asmaul Husna.
Gus Baha dalam ceramahnya menjelaskan konsep tawasul dengan nama kekasih Allah SWT. Beliau mengatakan bahwa tidak ada pengakuan bahwa Wali Allah yang dijadikan wasilah itu mengabulkan doa, Semua tetap dikembalikan kepada Allah SWT.
Wallahu a'lam bishshowab
Masya Allah Tabarakallah ustadz
BalasHapus