Dua wadah yang bagian bawahnya terhubung dengan saluran, jika diisi air, tinggi permukaan air di kedua wadah tersebut akan menjadi sama. Jika salah satu wadah lebih tinggi airnya karena ditambah, itu hanya sementara. Air akan mengalir dari wadah yang lebih tinggi sehingga tinggi permukaan keduanya akan kembali sama.
Ini disebabkan karena air mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang rendah. Itu sebabnya Perusahaan Air Minum (PDAM) membangun tower (menara) yang tinggi untuk menaruh air. Semakin tinggi tower, semakin kuat tekanan airnya. Air akan mampu mengalir ke rumah-rumah yang tingginya tidak melebihi tinggi tower PDAM. Tanpa perlu menggunakan pompa, air akan mengalir begitu keran dibuka.
Prinsip wadah atau bejana berhubungan di dalam teori fisika ini ternyata juga berlaku untuk hubungan antar manusia. Manusia yang terus berhubungan secara akrab akan saling mempengaruhi sehingga memiliki kesamaan dalam berbagai hal.
Sahabat Sejati akan Menanggung Bagaikan Saudara
Misalnya ada seseorang yang kaya bersahabat erat dengan seseorang yang miskin. Sahabat yang kaya akan berusaha membantu yang miskin. Dengan kelebihan harta yang ia miliki, ia akan memberinya modal agar sahabatnya bisa memiliki usaha. Ia juga membeli produk dari sahabatnya tersebut untuk membantunya lebih cepat kaya.
Begitu juga dengan seseorang yang berilmu tinggi yang bersahabat dengan orang yang tidak mengetahui apa-apa. Kesenjangan ilmu membuat sahabat yang pintar mengajarkan ilmunya. ia akan menjelaskan hal-hal yang belum difahami sahabatnya.
Selain adanya transfer harta dan ilmu di dalam persahabatan, demikian juga dengan agama. Bergaul dengan orang-orang yang sholeh akan meningkatkan agama seseorang. Nabi Muhammad SAW bersabda:
Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya. Oleh karena itu, hendaklah kalian memperhatikan siapa yang dijadikan sebagai teman dekat. (HR. Abu Daud, Tirmizi, dan Ahmad)
Tentu saja pengaruh ini akan muncul jika persahabatan tersebut mengandung unsur cinta. Bukan karena kesamaan kepentingan atau saling membutuhkan. Kunci dari saling mempengaruhi adalah adanya hubungan berupa cinta.
Dekat saja tidak cukup, harus ada hubungan cinta. Bejana yang berdekatan, namun tidak memiliki saluran di antaranya, tentu ketinggian airnya tetap sebagaimana ketinggian masing-masing.
Persahabatan di Jalan Tuhan
Manusia memiliki banyak perbedaan di dalam berbagai hal. Ada perbedaan dalam harta, ilmu, pangkat, agama, dan lain-lain. Menghubungkan diri ke personal yang memiliki strata lebih tinggi biasanya dilakukan untuk mewujudkan perbaikan dalam kehidupan.
Sahabat yang ideal tentu sahabat yang memiliki banyak kelebihan dalam berbagai hal. Namun, jika sulit menemukan orang yang ideal tersebut, memilih sahabat yang memiliki kelebihan dalam agama tentu adalah pilihan yang tepat.
Memilih sahabat yang memiliki kelebihan agama bisa disimpulkan atau diqiyaskan dari hadits Nabi berikut:
Perempuan itu dinikahi karena empat hal yaitu (1) karena hartanya, (2) keturunannya, (3) kecantikannya dan (4) agamanya. Maka pilihlah yang baik agamanya, niscaya kamu akan beruntung. (HR Bukhari)
Pada dasarnya pernikahan adalah salah satu bentuk persahabatan. Pernikahan bisa disebut dengan persahabatan yang dicatat secara resmi. Di dalam pernikahan, biasanya terjadi proses saling mempengaruhi. Proses merubah pasangannya menjadi lebih baik.
Memperbanyak Sahabat untuk Memperbanyak Kebaikan
Kalau begitu, orang sholeh tidak boleh bergaul dan berhubungan dengan orang yang terindikasi memiliki akhlak yang buruk? Tentu saja boleh dengan mempertimbangkan efek yang mungkin muncul. Apakah bisa mewarnai atau malah terpengaruh menjadi ikut buruk.
Pada prinsipnya, sebagaimana anjuran silaturahim, semakin banyak hubungan semakin baik. Semakin banyak wadah yang terhubung, maka ketinggian air akan semakin stabil. Memang ada wadah yang mungkin airnya sedikit, tapi bisa jadi suatu saat ia terisi penuh air dan menyumbang air ke wadah-wadah yang lain.
Nasib orang tidak ada yang tahu, bisa jadi dulu kaya berubah menjadi miskin. Dulu lemah sekarang menjadi sangat kuat. Demikian juga dengan ketakwaan seseorang. Bisa jadi orang yang dulu ditarik dari lembah dosa, justru menjadi orang yang menyelamatkan diri penariknya.
Seperti kisah yang pernah penulis baca tentang seseorang yang sering mengajak yuniornya untuk sholat. Suatu ketika, saat ia hampir terjatuh ke dalam dosa, justru yuniornya yang sering ia ajak sholat tersebut yang mencegahnya.
Seseorang yang berhasil menemukan sahabat yang sholeh, pada dasarnya telah mendapatkan karunia yang besar. Orang sholeh banyak, namun belum tentu ada yang tertaut menjadi sahabat. Hubungan yang tercipta bisa jadi hanyalah pertemanan biasa.
Suatu hari anak penulis mengirim ke grup WA keluarga, foto dia bersama seseorang. Seseorang yang dulu telah membimbingnya menghafal Al-Quran. Dalam fase berikutnya, secara kebetulan, ia dan pembimbingnya sering berada dalam suatu kegiatan yang sama. Sering mengadakan perjalanan bersama. Bahkan mereka pernah umroh dalam kelompok yang sama.
Anak penulis di dalam grup WA menyatakan perasaannya terhadap orang yang telah membimbing diri dan teman-temannya tersebut. Ia berkata, "Canım abim benim ya. Abi (Kakak laki-laki dalam bahasa Turki) yang punya pengaruh besar di hidup saya karena banyak ngajarin hal ke saya, bukan hanya dengan perkataan tapi dengan tindakan dan akhlak beliau. Yang membuat kami mencintai al quran. Yang membuat kami sadar untuk menjadi hafidz itu tidak cukup dengan sekedar menghafal tapi juga mendalami dan mengamalkan. Semoga beliau selalu diberi kesehatan, diridhoi Allah dan di istiqomahkan dalam dakwah. Aamiin."
Betapa beruntungnya seseorang yang memiliki sahabat yang sholeh. Persahabatan yang terhubung atas perasaan saling mencintai karena Allah SWT. "Genggam terus tangannya Nak, jangan lepaskan hubunganmu dengannya."
Wallahu a’lam bishshowab



Posting Komentar