UXGwYckfCgmqHszQE5iamiTBKMiIQBNym46UNkvU
Lembar Nasihat

Ganti Cangkulmu dengan Eskavator



Dudi dan Budi adalah kakak beradik sekandung. Meskipun Dudi dan Budi telah memiliki pekerjaan tetap, ayah mereka menginginkan mereka memiliki penghasilan tambahan. Mereka mendapat modal dari ayah mereka untuk membuat kolam ikan. Uang hasil dari kolam ikan ditabung oleh Dudi dan Budi.

Ketika uang tabungan sudah banyak, Dudi membeli kendaraan baru untuk mengganti kendaraannya yang lama. Sedangkan Budi, memilih menggunakan uang hasil tabungannya untuk membuat kolam ikan lagi.

Waktu berjalan, Budi secara konsisten menggunakan uang hasil kolam ikannya untuk membuat kolam baru. Hasil uang dari kolamnya yang baru pun dinvestasikan kembali untuk membuat kolam ikan. Sedangkan Dudi memilih untuk menikmati uang hasil kolam ikannya. Ia membeli perabotan rumah, alat elektronik, dan HP keluaran terbaru.

Beberapa tahun berjalan, Budi kini memiliki sepuluh kolam ikan. Kolam ikan Dudi masih satu, belum bertambah sejak awal. Karena memiliki kolam ikan yang banyak, kekayaan Budi meningkat dengan cepat. Dalam waktu singkat Budi bisa membeli kendaraan, peralatan yang lebih bagus dari Dudi. Budi bahkan bisa membeli rumah baru yang ia isi dengan perabotan-perabotan yang baru.

Pilihan Menabung, Mengkonsumsi, atau Menginvestasikan 

Ilustrasi kisah Dudi dan Budi menggambarkan perbedaan manusia dalam memanfaatkan tambahan uang. Ada yang digunakan untuk konsumsi, ada yang berinvestasi, ada juga yang hanya ditabung sebagai cadangan.

Dudi memilih menggunakan tambahan uang yang ia dapatkan untuk menambah konsumsinya. Budi memilih untuk menunda tambahan konsumsi dan berinvestasi untuk meningkatkan mesin uangnya. Ketika ia telah memiliki mesin uang yang besar dan kuat, dalam waktu singkat kekayaannya menjadi berlipat-lipat kali Dudi.

Investasi dengan memperbesar modal akan memberikan hasil yang lebih besar dengan waktu yang lebih singkat. Mana yang lebih cepat untuk mendapatkan ikan yang banyak, pancing atau jala? Mana yang lebih mahal uang sewanya, kamar kost atau kamar hotel? Penghasilan dari menyewakan kamar hotel selama satu malam, sama besarnya dengan penghasilan menyewakan kamar kost selama satu bulan.

Memperbesar Modal Akhirat

Sebagaimana keuntungan di dunia, demikian juga dengan keuntungan akhirat. Ada yang memperbesar modal dan kapasitasnya dalam beramal sehingga mendapat keuntungan akhirat yang berlipat. Meskipun melakukan ibadah yang sama, namun Allah SWT memberikan memberikan pahala dan penghargaan yang lebih tinggi.

Contohnya adalah para shahabat Nabi Muhammad SAW. Mereka telah berinvestasi memperbesar kapasitas sehingga amal mereka sulit dikejar. Satu rakaat sholat yang mereka kerjakan, nilai pahalanya berlipat-lipat kali pahala rakaat sholat orang biasa. Begitu juga dengan infak mereka. Nabi bersabda:
Janganlah kalian mencela sahabatku. Seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas semisal gunung Uhud, maka itu tidak bisa menandingi satu mud infak sahabat, bahkan tidak pula separuhnya. (HR. Bukhari)
Pahala yang didapatkan para sahabat sangat besar karena mereka telah memperbesar kapasitasnya. Ibarat buruh biasa masih menggunakan cangkul, mereka telah menggunakan eskavator untuk menggali tanah lebih cepat.

Apa yang membuat ibadah mereka sulit untuk ditandingi? Tentu bukan karena mereka hidup bersama Nabi. Nabi mengatakan di akhir zaman akan ada orang-orang yang kapasitasnya seperti sahabat. Lalu apa dong?...

Bagaimana caranya berinvestasi untuk memperbesar mesin pahala? Apa yang berbeda sehingga meskipun berinfak dengan jumlah yang sama, pahala yang diterima sahabat jauh lebih besar?

Pernyataan Abdullah bin Mas’ud RA berikut mungkin bisa menjadi jawabannya. Beliau berkata, "Barang siapa di antara kalian ingin meneladani seseorang, maka hendaklah ia meneladani para sahabat Muhammad SAW karena sesungguhnya mereka itulah orang-orang dari kalangan ummat ini yang paling baik hatinya, paling mendalam ilmunya, paling sedikit membebani dirinya, paling lurus petunjuknya, dan paling baik keadaannya."

Sholat yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki hati yang bersih, keimanan yang kuat, ilmu yang mendalam, dan perasaan penuh cinta tentu akan berbeda dengan sholat yang dilakukan oleh orang yang awam. Oleh karena itu investasi yang dilakukan untuk memperbesar pahala adalah dengan membersihkan hati, memperkuat kecintaan kepada Allah dan Rasulnya, serta memperdalam ilmu.

Memperbesar Kapasitas dengan Dzikir dan Pikir

Di dalam salah satu ceramahnya, Guru Bakhiet menyampaikan tentang pentingnya beritikaf antara Maghrib dan Isya. I'tikaf adalah berdiam diri di masjid. Saking pentingnya amalan beritikaf, beliau mengatakan bahwa jika puasa sunah yang dilakukan itu membuat terhalang beritikaf dari Maghrib sampai Isya sebaiknya tidak usah berpuasa sunah.

Berpuasa sunah tentu menghasilkan pahala. Namun, jika berpuasa sunah menghalangi beritikaf di masjid dengan alasan ingin berbuka puasa di rumah, lebih baik tidak berpuasa sunah dan lebih mengutamakan beritikaf. I'tikaf untuk berdzikir dan bertafakur adalah kegiatan investasi untuk memperbesar kapasitas.

Berit'tikaf untuk berdzikir, bersholawat, bertafakur, atau mengikuti kajian ilmu, adalah investasi yang dapat membersihkan hati dan menambah keimanan. Pelakunya akan menjadi kekasih Allah yang memiliki kedudukan yang istimewa.

Sayangnya di zaman ini banyak yang tidak terbiasa beri'tikaf bada maghrib atau ba'da shubuh di masjid. Gegap gempita hiburan di media sosial membuat orang malas berdzikir dan bertafakur. Malas berinvestasi sebagaimana yang Dudi pilih sehingga tidak mampu mengejar kesuksesan Budi. Meskipun Dudi tahu bahwa membuat kolam lebih banyak akan menghasilkan uang lebih banyak. 

Memang berdzikir dan bersholawat membuat sebagian waktu untuk bersantai-santai berkurang. Namun itulah sifat dari investasi. Investasi bersifat mengurangi kenikmatan untuk mendapatkan kenikmatan yang berlipat kali lebih banyak di masa depan.

Waktu dan tenaga yang disisihkan untuk lebih mencintai dan mengenali Allah dan RasulNya adalah investasi yang sangat menguntungkan. Melebihi keuntungan berinvestasi membeli saham atau tanah di kawasan elit.


Beli tanah aja semangat, kok, i'tikaf nggak semangat? Yuk perbesar investasi pahala kita dengan memperdalam kecintaan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Yuk bersihkan hati dengan memperbanyak dzikir dan sholawat.

Wallahu a'lam bishshowab

Posting Komentar

Translate