UXGwYckfCgmqHszQE5iamiTBKMiIQBNym46UNkvU
Lembar Nasihat

Nyalakan Sumbunya, Ledakkan Kisah Hidupmu

  

Hadiah Nobel adalah penghargaan yang sangat bergengsi di level internasional. Hadiah Nobel diberikan kepada orang-orang yang berjasa di dalam mewujudkan perdamaian dunia atau penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Pemenangnya juga akan mendapat uang yang cukup besar. Lebih dari tiga belas milyar rupiah untuk tahun 2022. Penghargaan ini muncul gara-gara adanya pemberitaan yang salah tentang kematian Alfred Nobel.

Alfred Nobel adalah penemu dinamit. Dinamit adalah bom berbentuk padat yang bisa diledakkan dengan sumbu atau detonator. Sebelumnya, bom yang sering digunakan untuk meledakan sesuatu berbentuk cairan (nitrogliserin). Karena tidak stabil dan mudah meledak, penggunaan nitrogliserin sering menimbulkan kecelakaan. Setelah ditemukannya dinamit, proses peledakan lebih mudah karena proses meledaknya dapat diatur sedemikian rupa.

Penemuan dinamit membuat Alfred Nobel kaya raya. Alfred Nobel memiliki puluhan pabrik dinamit di berbagai negara. Ia sering mengunjungi pabrik-pabriknya dan sempat dijuluki sebagai pengembara paling kaya di Eropa. Dinamit digunakan untuk meledakkan galian tambang, membuat terowongan, atau menghancurkan batu dalam pembuatan jalur rel kereta api.

Jasa Alfred Nobel menemukan dinamit sangat berguna dalam banyak hal. Banyak pekerjaan manusia yang membutuhkan waktu yang lama bisa diselesaikan dengan lebih cepat. Terjadi revolusi dalam pekerjaan konstruksi. Namun, selain mempermudah kehidupan manusia, dinamit juga digunakan di dalam perang sehingga membunuh banyak manusia.

Pada suatu hari, saudara laki-laki Alfred Nobel meninggal. Entah karena kesalahan informasi, banyak yang mengira bahwa yang meninggal adalah Alfred Nobel. Namun, kesalahan ini membuat Alfred Nobel mengetahui apa pandangan orang terhadap dirinya. Komentar-komentar yang muncul setelah berita kematiannya membuatnya memahami pendapat orang tentang dirinya.

Salah satu koran memberitakan kematian Alfred Nobel dengan kalimat "pedagang kematian itu telah mati". Alfred dianggap menjadi kaya karena menjual dinamit yang menyebabkan meninggalnya banyak orang dalam peperangan. Meskipun dinamit tidak diciptakan untuk perang, orang yang karib kerabatnya terbunuh karena dinamit membenci Alfred Nobel.

Julukan "pedagang kematian" mengguncang Alfred Nobel. Ia kemudian mewasiatkan hampir seluruh kekayaannya untuk diberikan kepada orang-orang yang berjasa bagi dunia dan kemanusiaan. Setiap tahun mereka yang berjasa di bidang perdamaian, fisika, kimia, kedokteran, dan sastra mendapatkan hadiah dari Nobel.

Alfred Nobel tidak ingin dikisahkan sebagai orang yang memperkaya diri dengan hal yang membuat kematian orang lain. Meskipun ia memiliki banyak pabrik penghasil dinamit, ia ingin dikenang sebagai orang yang memperjuangkan perdamaian dan memberikan dukungan untuk penemuan-penemuan yang berguna untuk manusia. Sembilan puluh empat persen kekayaannya ia sumbangkan untuk menebus kerugian umat manusia yang disebabkan dinamit.

Setiap orang ingin dikenang dengan kenangan yang baik. Ingin meninggalkan dunia dengan senyum bahagia sedangkan orang-orang di sekelilingnya menangis karena kehilangan. Bukan menjadi orang yang disyukuri kematiannya karena dianggap biang kerok. Ia menangis saat kematiannya dan orang-orang tertawa bahagia karena tidak lagi diganggu kejahatannya.

Ketika seseorang telah tiada, kenangan apa yang ada di benak teman, atasan, bawahan, pasangan, ayah, ibu, anak, atau saudaranya? Apakah kenangan yang dibalut kerinduan? Ataukah kenangan rasa kesal? Masalahnya mengetahui isi hati adalah hal yang sulit dilakukan.

Banyak orang memilih menyembunyikan isi hatinya. Mereka khawatir dituntut atau mempertimbangkan hal-hal lainnya. Beruntunglah Afred Nobel karena kesalahan informasi disangka telah meninggal. Tanpa sengaja ia bisa mengetahui kesan terhadapnya yang ada di dalam hati orang lain.

Saat cuti liburan ke jawa, biasanya penulis berkumpul bersama saudara-saudara penulis di rumah adik laki-laki di Yogya. Namun, cuti kali ini, karena harus mengurus beberapa dokumen, penulis mengunjungi rumah adik perempuan yang berada di Ungaran, Semarang. Kembali ke rumah "besar" yang penuh kenangan bersama orang tua.

Sambil makan penulis berbincang-bincang dengan adik perempuan. Mengingat-ingat kembali cerita-cerita saat kami masih kecil. Untuk melengkapi suasana, penulis mencari album lagu di Youtube yang dulu biasa diputar oleh almarhum ayah penulis saat masih menggunakan tape recorder. Memunculkan kembali kenangan indah yang sulit untuk dilupakan. Mendengar lagu yang dulu pernah diputar, adik penulis menangis karena rasa haru. Ia meminta penulis menghentikannya karena tidak bisa menahan air mata.

Peristiwa yang sama juga dialami para shahabat saat Bilal bin Rabah berkunjung ke Madinah. Bilal bin Rabah adalah muadzin Nabi Muhammad SAW yang pergi dari Madinah setelah beliau wafat. Ia tidak tahan berada di Madinah karena begitu banyak kenangan indah bersama Rasulullah SAW di Madinah yang menyiksa dirinya. Namun, mimpi bertemu Rasulullah SAW membuatnya ingin mengunjungi makam Rasulullah SAW.

Para sahabat bergembira bertemu Bilal bin Rabah. Mereka saling melepaskan rasa rindu. Saat waktu sholat tiba, para sahabat meminta Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan adzan. Suara Bilal yang kembali mengumandangkan adzan langsung menimbulkan kenangan bersama Nabi Muhammad SAW. Tenggorokan para sahabat tercekat menahan tangis karena rasa rindu. Namun yang dialami Bilal lebih parah. Ia tidak mampu melanjutkan adzan dan menangis tersedu-sedu.

Setiap orang akan menuliskan sejarahnya. Ada yang sejarahnya pantas untuk dikisahkan karena menjadi inspirasi bagi orang lain. Bahkan ada yang kisahnya menjadi abadi karena diceritakan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran. Di antaranya adalah tentang Ashabul Kahfi. Keteguhan mereka memegang iman di saat yang lainnya mengikuti penguasa layak untuk diceritakan. Allah SWT berfirman:
"Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. (QS. Al Kahfi ayat 13)"
Ada juga yang dikenang karena kejahatannya. Dikisahkan kembali untuk dijadikan pelajaran agar tidak ada orang yang mengulangi kesalahannya. Allah SWT berfirman:
"Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Quran). Barangsiapa berpaling dari pada Al qur'an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat. (QS. Thaha ayat 99-100)."
Kisah muncul karena mereka yang dikisahkan melakukan perbuatan yang menimbulkan efek yang luar biasa. Perbuatan biasa tentu tidak menarik untuk dikisahkan. Perbuatan itu akan hilang beriring berjalannya waktu. Perbuatan yang fenomenal akan dikisahkan karena menarik perhatian. Semakin fenomenal, semakin lama kisah itu bertahan. Kisah itu bahkan terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Dulu kisah akan disebarkan dari mulut ke mulut atau dari lembaran yang disalin ke lembar kertas berikutnya. Kini penyebaran kisah tidak lagi memerlukan tatap muka. Bagaikan Lailatul Qodar yang bisa melipatkan pahala satu malam menjadi lebih dari seribu bulan, kisah bisa tersebar ke jutaan orang dalam satu malam. Kisah manusia yang berada di ujung barat bisa sampai kepada masyarakat yang berada di ujung timur dalam satu malam.

Kisah yang akan menggerakkan manusia berbuat baik akan menjadi pahala bagi pelakunya. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW:
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya (HR Muslim)"
Perkembangan informasi teknologi bisa membuat segala informasi menjangkau semua tempat dengan cepat. Mengajak kepada kebaikan tidak perlu lagi dengan mengetuk dari pintu ke pintu. Tidak perlu menunggu sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan untuk mendapat pelipatgandaan amal. Yang dibutuhkan adalah amal kebaikan yang layak untuk diviralkan.

Tidak semua amal kebaikan yang viral di media sosial, juga menjadi pemberitaan para penghuni langit. Ada amal kebaikan yang tidak terdeteksi di media sosial, tetapi viral di kalangan Malaikat. Sudahkah siapkah Engkau menjadi viral? Sudahkah kau nyalakan sumbu dinamitmu untuk menciptakan ledakan amal Kebaikan?

Wallahu a’lam bishshowab.

2 komentar

  1. Alhamdulillah. Sangat menginspirasi. Jazakumullah khairan, ustadz..

    BalasHapus
Translate