UXGwYckfCgmqHszQE5iamiTBKMiIQBNym46UNkvU
Lembar Nasihat

Dengan Nama Tuhan

  

Orang-orang cerdas biasa bekerja secara simultan. Mereka memodifikasi pekerjaan sehingga dalam waktu yang sama, dua atau tiga pekerjaan bisa diselesaikan sekaligus. Contoh pekerjaan simultan adalah memasak nasi dengan merebus telur. Saat nasi hampir matang, telur-telur yang sudah dicuci bersih ditaruh di atasnya. Begitu nasi matang, maka telur rebus pun telah siap dikonsumsi.

Thomas Alfa Edison, penemu bola lampu, memodifikasi pintu gerbangnya agar bisa mengisi bak mandi setiap kali terbuka. Pada zaman itu belum ada PDAM yang menyalurkan air dengan pipa-pipa ke rumah warga. Setiap orang harus menimba atau memompa air dari sumber air sumur ke bak mandi. Dengan menggunakan tali, katrol, dan peralatan lainnya, pintu gerbang rumahnya menjadi mesin pengisi bak mandi.

Thomas tidak perlu repot-repot mengisi bak mandinya. Saat ia membuka dan menutup pintu gerbangnya, saat itu pula secar simultan ia telah mengisi bak mandinya. Bahkan, bisa dikatakan sesungguhnya yang mengisi bak mandinya adalah para tamu yang banyak datang ke rumahnya.

Bekerja simultan juga sering dilakukan oleh pengusah peternakan dan pertanian. Usaha peternakan dan pertanian membutuhkan biaya yang besar jika dilaksanakan secara terpisah. Namun, kombinasi keduanya akan dapat menghemat biaya.

Peternakan membutuhkan bahan pakan untuk hewan ternak. Di sisi lain pertanian membutuhkan pupuk untuk menyuburkan lahan. Secara prinsip limbah pertanian dapat digunakan untuk menjadi bahan pakan ternak. Sebaliknya, limbah ternak dapat digunakan untuk menjadi pupuk tanaman.

Limbah pertanian berupa daun, pelepah, kulit buah, atau sisa hasil panen dapat dimanfaatkan untuk menjadi pakan ternak seperti sapi atau domba. Limbah hewan ternak berupa tinja dan air seni yang dihasilkan oleh binatang ternak sangat baik untuk dijadikan pupuk.

Saat peternak memberi makan ternaknya, secara simultan sebenarnya ia sedang memproduksi pupuk. Demikian juga saat ia memupuk tanamannya, di saat yang sama sebenarnya ia sedang memproduksi pakan ternak.

Pentingnya melakukan pekerjaan secara simultan juga berlaku untuk urusan dunia dan akhirat. Banyak orang yang mengira bahwa pekerjaan dunia itu terpisah dan berbeda dengan pekerjaan akhirat. Seakan-akan dua pekerjaan tersebut sulit dilakukan secara bersama-sama. Cara berpikir seperti ini erat kaitannya dengan faham sekulerisme.

Sebenarnya semua pekerjaan yang berkaitan dengan urusan dunia bisa berkaitan dengan akhirat karena bisa berefek dosa atau pahala. Semua tergantung niatnya, bukan jenis pekerjaannya. Nabi Muhammad SAW bersabda:
Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. Dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. ( HR Bukhari)
Ada pekerjaan yang tampaknya sepertinya pekerjaan akhirat, namun ternyata merupakan pekerjaan dunia. Misalnya seseorang yang sedang mengajar mengaji. Jika ia mengajar bukan karena mencari ridho Allah SWT, maka sesungguhnya ia mengerjakan pekerjaan yang berkaitan dengan keuntungan dunia. Bisa jadi ia mengajar karena mengejar upah atau mencari ketenaran semata.

Sebaliknya, bisa jadi ada orang yang terlihat melakukan perbuatan dunia, ternyata ia sedang melakukan perbuatan untuk kepentingan akhiratnya. Contohnya seseorang yang mengejar jabatan di dunia politik. Jika ia mengincar jabatan tersebut dengan tujuan agar dapat digunakan untuk membantu fakir miskin atau orang-orang lemah lainnya, ia sedang bekerja untuk tujuan akhirat. Meskipun tampaknya ia adalah orang yang mengejar kekuasaan dunia.

Semua amal perbuatan akan memberikan pahala di akhirat jika dikaitkan dengan ridho Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda:
Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahir rahmanir rahiim’ (dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang), amalan tersebut terputus berkahnya. (HR. Al-Khatib)
Saat seseorang memulai perbuatan dengan mengucapkan 'bismillahir rahmanir rahiim', pada dasarnya ia sedang memohon keberkahan agar perbuatannya sukses. Ia mengetahui bahwa Allah SWT sebagai pemilik alam semesta, dapat mengatur segalanya. Ucapan basmalah yang ia ucapkan merupakan kunci untuk mendapatkan ijinNya.

Nelayan yang mengucapkan basmalah sebelum berlayar, sesungguhnya ia sedang berdoa agar mendapat hasil yang banyak, dimudahkan dalam perjalanan, dan dihindarkan dari bahaya. Perjalanannya berlayar menjadi berpahala.

Seseorang yang mengucapkan basmalah sebelum tidur, sesungguhnya ia sedang meminta kepada Allah SWT agar tidurnya nyaman dan dapat menghilangkan rasa lelahnya. Tidurnya pun menjadi pahala.

Ucapan basmalah bisa membuat suatu pekerjaan menjadi ibadah. Ucapan basmalah merupakan pengakuan diri sebagai hamba Allah SWT. Basmalah yang berfungsi untuk mengundang keberkahan, juga secara simultan akan membuat seseorang tercegah dari dosa. Bagaimana mungkin seseorang yang sedang mengharapkan keberkahan dari Allah SWT, di saat yang bersamaan berani melawan perintah Allah SWT?

Saat pedagang mengucapkan basmalah dari lubuk hatinya, saat itulah alam bawah sadarnya akan menggantungkan harapan keberkahan dari Allah SWT. Ketika setan membisikkan kepada dirinya untuk berbuat curang dengan mengurangi timbangan, maka alam bawah sadarnya akan bekerja. Bagaimana mungkin saya akan mendapat keberkahan rezeki dari Allah SWT jika saya mencurangi timbangan yang dibenci Allah SWT?

Manusia yang memahami bahwa pekerjaan dunia sebenarnya simultan dengan pekerjaan akhirat mendapatkan keuntungan berupa efisiensi. Seluruh perbuatannya bisa bernilai ibadah karena ia mengelolanya dengan niat yang benar. Bandingkan dengan orang yang tidur, makan, mandi, bekerja, tanpa mengaitkannya dengan keridhoan Allah SWT. Betapa banyak usianya habis hanya mendapatkan keuntungan dunia tanpa mendapatkan keuntungan akhirat.

Manusia yang selalu menyebut nama Allah SWT , selain mendapatkan keberkahan, juga akan jauh dari setan. Nabi Muhammad SAW bersabda:
Jika seseorang memasuki rumahnya lantas ia menyebut nama Allah saat memasukinya, begitu pula saat ia makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Kalian tidak ada tempat untuk bermalam dan tidak ada jatah makan.” Ketika ia memasuki rumahnya tanpa menyebut nama Allah ketika memasukinya, setan pun mengatakan (pada teman-temannya), “Saat ini kalian mendapatkan tempat untuk bermalam.” Ketika ia lupa menyebut nama Allah saat makan, maka setan pun berkata, “Kalian mendapat tempat bermalam dan jatah makan malam.” (HR. Muslim)
Menyebut nama Allah SWT sebelum memulai perbuatan adalah hal yang sangat penting. Lalu bagaimana jika terlupa? Meskipun terlupa, saat sudah teringat, di saat itulah diucapkan. Nabi Muhammad SAW bersabda:
Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia ucapkan “Bismillah”. Jika ia lupa untuk menyebutnya, hendaklah ia mengucapkan: Bismillaah fii awwalihi wa aakhirihi (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”. (HR. Tirmidzi)
Allah SWT berfirman:
Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. (QS.Al-An’am ayat 121)
Saat seseorang menyembelih binatang ternak, sudah selayaknya ia menyebut nama Allah SWT karena Dialah pemilik alam semesta. Daging binatang ternak yang disembelih tanpa menyebut namaNya menjadi haram karena berstatus bangkai. Bagaimana kalau tidak tahu proses penyembelihannya? Imam Bukhari meriwayatkan di dalam kitabnya:
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ada beberapa orang yang berkata, “Wahai Rasulullah, ada beberapa orang membawa daging kepada kami dan kami tidak tahu apakah daging tersebut saat disembelih dibacakan bismillah ataukah tidak.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Ucapkanlah bismillah lalu makanlah.” (HR. Bukhari)

Wallahu a'lam bishshowab*

Posting Komentar

Translate