UXGwYckfCgmqHszQE5iamiTBKMiIQBNym46UNkvU
Lembar Nasihat

Jangan Biarkan Ujian Menghentikanmu

       


Bulan Agustus adalah bulan yang banyak ditunggu oleh rakyat Indonesia. Selain memperingati hari kemerdekaan, bulan Agustus adalah momen bagi Bangsa Indonesia untuk mengadakan pesta rakyat. Setiap kampung mengadakan lomba dan hiburan masyarakat untuk memeriahkan suasana. Salah satu lomba yang sering dilombakan dan menarik perhatian adalah lomba tarik sarung.

Di dalam permainan lomba tarik sarung, empat orang saling membelakangi dan masing-masing menghadap empat penjuru mata angin yang berbeda. Tubuh mereka terikat dengan sarung yang ujungnya disimpul menjadi satu. Beberapa meter di depan setiap peserta pertandingan disediakan botol yang harus mereka ambil. Namun karena terikat dengan peserta lain, otomatis setiap mereka harus menarik tiga orang lainnya agar bisa mengambil botol tersebut. Terjadi saling tarik, semua ingin menjadi nomor satu yang berhasil mengambil botol agar menjadi pemenang.

Perbedaan permainan tarik sarung dengan tarik tambang adalah tarik sarung harus melawan tarikan dari tiga arah yang berbeda. Ke belakang, ke kiri, dan ke kanan. Tarik tambang hanya melawan tarikan dari satu arah saja. Ketika peserta tarik sarung berhasil melawan tarikan dari arah belakang, belum tentu ia berhasil mengambil botol karena bisa jadi ia tertarik ke kiri atau ke kanan sehingga menjauhi botol yang ada di hadapannya.

Permainan tarik sarung ini mirip dengan peristiwa kehidupan manusia. Perjalanan manusia menuju tujuannya akan mendapat gangguan dari berbagai arah. Tidak ada manusia yang selamat dari masalah yang mengganggu perjalanan hidupnya. Masalah bisa datang dari pasangan hidup, pekerjaan, tetangga, anak-anak dan bahkan dari dalam dirinya sendiri.

Ada orang yang mengalami masalah asmara dengan pasangan hidupnya. Ada yang memiliki konflik dengan tetangganya. Ada yang dibuat repot oleh anaknya. Namun ada beberapa orang yang mengalami banyak masalah secara bersamaan dari berbagai sisi kehidupannya. Bagaikan permainan tarik sarung, gangguan bukan hanya dari satu arah, tetapi datang dari kanan, kiri, depan, dan belakang.

Masalah datang bertubi-tubi bagaikan ombak yang mengombang-ambingkan dirinya. Kehilangan pegangan yang membuatnya panik sehingga tidak tahu lagi kemana tangan ingin meraih untuk menyelamatkan diri. Membuatnya merasa akan tenggelam dan sudah kehilangan harapan.

Setiap orang akan berbeda-beda menyikapi masalah yang menimpa dirinya. Ada yang terkejut dan depresi. Namun, ada juga yang melihatnya sebagai sesuatu kewajaran dalam hidup. Mereka memandang bahwa masalah itu adalah hal yang pasti akan hadir dalam kehidupan. Mereka sudah siap dalam menghadapinya. Contohnya adalah apa yang dilakukan oleh Arthur Robert Ashe.

Arthur adalah pemain tenis yang pernah menjuarai tiga gelar juara Grand Slam. Suatu hari Arthur mengalami penyakit yang mengakibatkan ia harus dioperasi. Apesnya ternyata donor darah yang diberikan orang lain di saat operasi mengandung virus HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus). Arthur pun terkena penyakit AIDS. Penyakit yang sangat mematikan dan langka sekali di waktu itu.

Jika Arthur sebelumnya selalu berjuang meraih gelar juara, kehidupannya berubah. Kini ia berjuang agar tetap dapat hidup. Terenggutnya nyawa sama dengan terenggutnya semua kesuksesan dunia. Kekayaan, ketenaran, cinta, kehormatan, para pemuja, terasa tidak lagi terlalu penting ketika nyawa terancam. Ternyata kehidupan lebih berharga daripada hal-hal yang dulu dianggap berharga.

Salah seorang penggemar Arthur dengan sedih mengatakan kepadanya, mengapa Tuhan memilihnya untuk mendapatkan kesialan tersebut. AIDS adalah penyakit yang biasanya hanya menimpa para pelaku sex yang menyimpang. Kenapa Arthur mendapatkannya hanya krena operasi? Penyakit yang sangat langka dengan proses kejadian yang sangat jarang terjadi. Arthur menjawab:
Di dunia ini ada 50 juta orang yang ingin bermain tenis. Di antaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis, 500 ribu orang belajar menjadi pemain tenis profesional, 50 ribu datang ke arena untuk bertanding, 5000 mencapai turnamen Grandslam, 50 orang berhasil sampai ke Wimbledon, 4 orang di Semifinal, 2 orang berlaga di Final. Dan ketika saya memenangkan pertandingan dan mengangkat trophy kemenangan, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan “Mengapa Saya?” Jadi ketika sekarang saya berada dalam kesusahan dan kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada TUHAN, “Mengapa Saya?”
Banyak hal yang menyakitkan yang tidak semua orang mendapatkannya. Namun, rasa sakit itu akan terasa seimbang jika manusia mau mengingat-ingat kenikmatan yang ia miliki dan juga tidak didapatkan oleh semua orang.

Pernah seorang kenalan penulis menceritakan hal yang menurutnya tidak nyaman di tempat pekerjaannya. Padahal ia bekerja di instansi yang untuk dapat lolos masuk ke dalamnya harus mengalahkan ratusan ribu orang. Memang pekerjaannya penuh dengan tekanan yang bisa membuat depresi. Tetapi pekerjaannya tersebut sangat diidam-idamkan ratusan ribu orang yang telah ia kalahkan. Tekanan dalam pekerjaan yang ia alami memang langka, tetapi pekerjaan yang ia miliki juga hal yang langka.

Guncangan masalah yang dirasakan manusia sudah dijelaskan di dalam ayat Al-Quran. Allah SWT berfirman:
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan, "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang jujur dan sesungguhnya Dia benar-benar mengetahui orang-orang yang dusta (QS. Al-Ankabut ayat 2 – 3)
Seseorang yang mengetahui akan terjadi sesuatu akan lebih siap daripada yang tidak mengetahuinya. Seorang murid yang mengetahui bahwa minggu depan akan ada ujian tentu akan lebih siap daripada yang tidak mengetahuinya. Saat tiba hari ujian, ia tidak akan terkejut karena sudah mempersiapkan diri. Tidak ada guncangan emosi sehingga lebih bisa berpikir jernih.

Bandingkan dengan murid yang tidak mendengar pengumuman adanya ujian. Saat hari ujian ia akan panik. Terkejut sehingga ia tidak dapat berkonsentrasi mengerjakan soal ujian.

Begitu juga dengan manusia yang mengira Allah tidak akan menguji dirinya. Saat ujian datang, ia akan terkejut. Seharusnya ia bisa mencari solusi. Namun, ketidaksiapan mental, membuatnya terus meratap dan merasakan penderitaan yang ia rasakan.

Tidak terlintas di dalam pikirannya bahwa ujian ini dari Allah SWT. Ia seharusnya kembali kepada Allah dan memohon petunjuk untuk menyelesaikannya. Seperti banyak kasus, ternyata Allah SWT memberikan jalan keluar dengan cara yang sederhana dan tidak terduga.

Ujian yang diberikan kepada manusia juga telah diumumkan di dalam Al-Quran macam dan bentuknya. Allah SWT berfirman:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(QS. Al-Baqarah ayat 155)
Al-Quran menyebutkan cobaan yang diberikan dengan kalimat "sedikit". Bisa jadi sedikit dalam artian hanya sebentar, atau hanya sebagian saja nikmat yang diambil. Lagi pula ujian yang diberikan tidak sebanding dengan ujian yang menimpa umat terdahulu.

Bayangkan Masyitah yang harus meregang nyawa bersama keluarganya karena dimasukan ke dalam minyak yang mendidih oleh Fir'aun. Satu demi satu Masyitah melihat anggota keluarganya menggelepar digoreng oleh tentara Fir'aun. Allah SWT menceritakan perasaan mereka di dalam Al-Quran:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk sorga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, "Bilakah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (QS. Al-Baqarah ayat 214)
Jadi apakah kamu akan tetap duduk meratap dengan cobaan yang disebut Al-Quran "sedikit" itu? Ambil sapu tanganmu, hapus air matamu. Jangan biarkan ujian menghentikanmu.

Wallahu a'lam bishshowab.

1 komentar

  1. Masya Allah ujian pasti datang tidak ada kata mundur

    BalasHapus
Translate