UXGwYckfCgmqHszQE5iamiTBKMiIQBNym46UNkvU
Lembar Nasihat

Keberkahan Amal yang Bermanfaat

  


Suatu hari istri penulis membesuk ke rumah sakit. Karena tidak sempat membeli makanan untuk menghibur keluarga yang sedang sakit, ia hanya memberikan uang. Saat pulang ia berkata, "Banyak betul yang membawa makanan, alhamdulillah kita kasih uang, nggak kita bawakan makanan."

Beliau yang sakit memang dikenal sebagai orang yang baik sehingga banyak yang membesuk. Namun, karena banyak yang membawa makanan, tentu saja tidak bisa dihabiskan oleh pasien dan keluarganya. Sebagian makanan diberikan kembali kepada orang-orang yang membesuk berikutnya. Istri pun mendapat buah semangka yang tidak dapat ditolak.

Buah semangka tersebut dibawa pulang. Kesokan harinya, ibu-ibu warga blok mengadakan senam pagi. Buah semangka tersebut dibawa untuk dimakan bersama-sama. Buah semangka yang penuh berkah.

Buah semangka tersebut telah memberikan pahala saat pertama kali dibawa ke rumah sakit. Ia juga memberi pahala kepada keluarga pasien saat diberikan kepada istri penulis. Buah semangka yang sama menimbulkan pahala lagi saat diberikan istri penulis kepada warga yang senam.

Orang yang bersedekah buah semangka mungkin tidak akan menyangka bahwa buah yang ia berikan ternyata memberikan manfaat yang banyak. Tanpa Ia ketahui, semangka yang ia sedekahkan telah memberikan kebahagian kepada banyak orang.

Tanpa ia sadari, ia telah melakukan kebaikan yang menjadi sebab orang lain melakukan kebaikan pula. Tanpa ia sadari berpindahnya semangka tersebut dari satu tangan ke tangan yang lain telah menerbitkan senyum dan rasa kelembutan di hati.

Mungkin Imam Bukhori saat mengumpulkan hadits-hadits Nabi tidak menyangka bahwa usahanya ternyata sangat berpengaruh terhadap dunia. Kitabnya bisa dikatakan merupakan kitab yang paling otentik di dunia setelah Al-Quran. Milyaran Muslim mempelajari dan mengambil manfaat dari kitab yang ia susun. Manfaat yang terus membesar karena diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.

Amal yang sedikit namun dilakukan dengan keikhlasan yang tinggi, serta berasal dari hal yang baik bisa memberikan pahala yang banyak. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Barangsiapa bersedekah senilai satu biji kurma yang berasal dari mata pencaharian yang baik, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik, maka sesungguhnya Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara untuk pemiliknya sebagaimana seseorang di antara kalian memelihara anak kuda, sehingga sedekah itu menjadi besar seperti gunung. (HR. Bukhori)"
Setiap amal kebaikan akan diberikan pahala. Namun ada amal yang pahalanya dilipatgandakan oleh Allah SWT disebabkan faktor-faktor tertentu. Antara lain adalah perbedaan tempat, waktu, kondisi, keikhlasan dan lain-lain. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Setiap amalan manusia akan dilipatgandakan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kali dari kebaikan yang semisal. Allah berfirman (yang artinya): Kecuali amalan puasa. Amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.(HR. Muslim)"
Kasus semangka di atas mengingatkan cerita tentang sebungkus daging di zaman shahabat yang berputar di tujuh rumah, lalu kembali ke rumah pertama. Pemilik daging pertama terkejut kenapa daging yang telah ia berikan bisa sampai ke rumahnya kembali. Ia tidak menyangka bahwa daging tersebut telah berpindah sampai dengan tujuh tangan. Seandainya daging tersebut tidak kembali kepada dirinya, mungkin ia tidak tahu bahwa ada tujuh orang selain dirinya yang telah mendapat pahala dari daging yang sama.

Salah satu kaidah fiqih dalam masalah "besarnya pahala" disebutkan bahwa pahala tergantung pada besarnya manfaat bukan kadar kesulitan. Kaidah ini menjelaskan bahwa semakin besar manfaat suatu amalan, maka semakin besar pula pahalanya. Meskipun ada amal yang berat, namun efek kemanfaatannya sedikit, maka pahalanya tidak bisa mengalahkan amal yang manfaatnya besar.

Namun jika ada amal yang memiliki manfaat yang sama, tetapi yang satu lebih berat dalam mengerjakannya, tentu yang lebih berat akan mendapat pahala yang lebih besar. Contohnya adalah sedekah seratus ribu rupiah oleh orang miskin, akan lebih besar pahalanya daripada sedekah seratus ribu rupiah yang dilakukan orang kaya.

Para shahabat bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amalan apa yang paling utama, Rasululllah SAW menjawabnya dengan jawaban yang berbeda-beda. Ada yang diberi jawaban bahwa amalan yang paling utama adalah sholat pada waktunya. Ada juga yang diberi jawaban bahwa berbakti kepada orang tua merupakan amalan yang paling afdhol. Namun, di kesempatan lain Rasulullah SAW mengatakan bahwa berjihad adalah amalan terbaik. Tentu jawaban tersebut mempertimbangkan nilai manfaat yang bisa dihasilkan penanya.

Seperti seorang ahli gizi yang ditanya menu makanan apa yang paling baik, maka ia akan memberikan jawaban yang sesuai dengan penanya. Jika yang bertanya memiliki kelebihan berat badan, maka menu yang paling baik adalah yang mengandung sedikit karbohidrat dan banyak mengandung protein. Namun, jika penanya adalah orang yang kurus, maka ia akan mengatakan bahwa menu yang mengandung banyak karbohidrat dan lemak adalah menu yang terbaik.

Setiap manusia memiliki kelebihan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kelebihan harta. Ada yang memiliki tubuh yang kuat. Ada juga yang memiliki kelebihan kecerdasan. Agar dapat menjadi manusia yang terbaik, seseorang harus mengambil peluang untuk menjadi manusia yang paling bermanfaat. Agar dapat memberikan efek yang besar, ia harus memanfaatkan kelebihan yang ia miliki

Kenapa setiap muslim harus berlomba memberikan manfaat? Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. (HR. Ahmad)"
Dalam suatu pengajian, ada peserta ta'lim bertanya tentang seseorang yang semula menjadi pengajar Quran, kemudian beralih profesi bekerja di bidang yang lain. Apakah itu merupakan suatu kemunduran dan meninggalkan hal yang utama? Banyak yang beranggapan bahwa mengajarkan agama lebih besar pahalanya daripada profesi-profesi lainnya.

Memang mengajarkan agama adalah hal yang sangat bermanfaat. Ilmu agama akan berguna untuk dunia dan akhirat. Namun, perhitungan efek manfaat bukan hanya dalam bentuk kualitas tetapi juga kuantitas. Seorang guru ngaji yang mengajar lima sepuluh anak belum tentu lebih besar pahalanya dengan seseorang yang memiliki uang yang banyak dan mampu menggaji puluhan guru mengaji untuk mengajar.

Untuk memberikan manfaat yang banyak, setiap orang bisa memilih melakukan amal pekerjaan yang ia kuasai dan bisa memberikan manfaat yang banyak. Seseorang yang ahli dalam bisnis dan mampu menghasilkan uang yang banyak lalu mendirikan sekolah-sekolah mungkin lebih baik menjadi pebisnis daripada guru di sekolah.

Berlomba dalam memberi manfaat bukan hanya dalam masalah menyebarkan agama. memenuhi kebutuhan fakir miskin juga memberikan pahala yang banyak. Bisa jadi uang lebih dirasakan manfaatnya bagi mereka yang perutnya melilit kelaparan, dan bingung mencari biaya berobat. Bisa jadi selama ini mereka mengacuhkan agama karena pontang-panting mempertahankan hidup.

Pimpinan pesantren Gontor, K.H. Hasan Abdullah Sahal memberikan pesan kepada santri-santrinya sehubungan dengan manfaat. Beliau berkata:
"Mari kita isi hidup ini dengan yang bermanfaat. Jadilah manusia yang bermanfaat. jangan hanya pandai memanfaatkan dan jangan sampai hanya dimanfaatkan."
Saat penulis masih kecil, ayah penulis menjelaskan tentang manfaat rayap bagi alam. Rayap menghancurkan pohon-pohon yang tumbang sehingga menjadi pupuk bagi tanah. Rayap aja ingin bermanfaat, kok kamu enggak?

Wallahu a’lam bisshowab

Posting Komentar

Translate