UXGwYckfCgmqHszQE5iamiTBKMiIQBNym46UNkvU
Lembar Nasihat

Allah Maha Mengetahui (Bagian ke-1)

  


Toni berkata kepada montir bengkel. "Ini mobil jalannya tersendat-sendat, kadang mati sendiri mesinnya." Montir bengkel kemudian menyalakan mesin mobil. Terdengar suara mesin mobil yang tidak stabil. Setelah memperhatikan beberapa lama, petugas bengkel mengambil obeng dan mengencangkan sebuah sekerup. Suara mesin mobil menjadi stabil.

"Berapa?" tanya Toni. "Seratus ribu." Toni berkata, "Cuma memutar satu buah sekerup mahal amat? Saya dibayar lima ribu aja mau." Montir menjawab, "Biaya mutar sekerup memang lima ribu, yang sembilan puluh lima ribu adalah biaya mencari sekerup mana yang harus diputar." Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa nilai ilmu sangat mahal. Pekerjaan yang membutuhkan ilmu lebih mahal daripada pekerjaan yang sekedar menggunakan tenaga saja.

Perusahaan bersedia membayar seorang direktur ratusan juta rupiah sebulan namun hanya membayar jutaan rupiah saja untuk kuli angkut. Padahal direktur bekerja di ruang AC, dengan fasilitas televisi, kulkas, laptop, minuman dingin dan makanan ringan. Sedangkan pekerja yang mengangkut karung-karung logistik, harus berpanas-panas di luar kantor. Seharusnya kuli angkut gajinya lebih besar daripada direktur karena lebih berat kerjanya.

Direktur saat bekerja, bagian besar yang digunakan adalah ilmunya, sedangkan kuli angkut lebih banyak mengandalkan tenaganya. Hasil dari kerja direktur adalah perusahaan mendapatkan kontrak dan transaksi yang menghasilkan puluhan bahkan ratusan milyar. Sedangkan dari kuli angkut, hasil yang didapatkan oleh perusahaan adalah berpindahnya karung-karung tersebut yang tentu efeknya tidak terlalu besar bagi perusahaan.

Allah SWT adalah pemilik segala ilmu. Salah satu nama Allah SWT di dalam asmaul husna adalah Al Aliim yang artinya Maha Mengetahui. Allah SWT berfirman:
"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman ayat 27)"
Satu gelas tinta dapat digunakan untuk menulis sebuah buku. Bagaimana kalau jumlah tintanya sebanyak tujuh samudera? Padahal seandainya tujuh samudera yang berupa tinta tersebut habis, dan didatangkan lagi tujuh samudera berikutnya berkali-kali, juga tidak akan cukup untuk menulis ilmu Allah SWT.

Ilmu manusia sangat terbatas. Jangankan mempelajari alam semesta, memahami dirinya sendiri belum selesai. Bagaimana mekanisme kerja antibody, bertumbuhnya sel, munculnya perasaan, hilangnya ingatan, dan lain-lain masih merupakan misteri yang belum difahami seluruhnya oleh manusia. Bahkan di dalam Al Quran surah Al Isra ayat 85 Allah SWT menyatakan bahwa manusia selamanya tidak akan mampu memahami ruh karena urusan ruh adalah urusan Allah SWT.

Allah SWT menyuruh manusia untuk mencari ilmu. Ayat pertama Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah “Bacalah”. Membaca adalah kunci dari ilmu. Semakin banyak membaca maka seseorang akan semakin cerdas. Allah SWT berfirman:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al Alaq ayat 1-5)"
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim)"
Semakin sering menuntut ilmu maka akan semakin mudah perjalanan menuju surga. Ilmu adalah alat yang akan mempermudah manusia mencapai tujuan. Jika seseorang menginginkan kesuksesan dunia dan akhirat maka ia harus memiliki ilmunya.

Seseorang yang memiliki ilmu akan dihargai dan diangkat derajatnya. Allah SWT berfiman:
"…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al Mujadilah ayat 11)"
Seperti ilustrasi perbedaan gaji antara direktur dan kuli angkut, perbedaan pahala antara seseorang yang alim (berilmu) dengan yang jahil (bodoh) juga akan sangat berbeda kelak di akhirat. Seseorang yang beribadah dengan ilmu akan mendapatkan pahala jauh lebih besar daripada seseorang yang tidak berilmu. Sama-sama berpuasa, sholat, dan berinfak namun pahalanya bisa berbeda.

Tentu tidak akan sama seseorang yang sholat dengan gerakan yang tepat, bacaan yang benar, dan merasakan kehadiran Allah SWT dengan seseorang yang sholatnya hanya sekedarnya saja. Bahkan bisa jadi sholatnya menjadi tidak sah jika tidak memenuhi rukun-rukun sholat. Nabi pernah menyuruh seseorang untuk mengulangi sholatnya karena orang tersebut tidak tuma’ninah dalam sholatnya.

Para alim disebut dengan ulama. Mereka mendapatkan pahala yang banyak saat beribadah karena ilmunya. Selain lebih mengetahui detil tata cara ibadah, para alim ini akan melakukan ibadah dengan lebih hati-hati karena rasa takut terhadap Allah SWT.
"…Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al Fathir ayat 28)"
Kenapa ulama takut kepada Allah SWT? Seseorang yang berilmu mengetahui kekuasaan dan kebesaran Allah SWT, sedangkan orang yang jahil tidak akan mampu memahaminya. Ketidakfahaman yang berujung dengan tidak hati-hati dalam menjaga sikapnya.

Karena ketidakfahaman dengan kedudukan Tuhan, ada yang berani mempersonifikasikan Tuhan dengan perumpamaan-perumpamaan yang tidak selayaknya. Sebagaimana film Bruce Almighty yang menceritakan tentang Bruce yang merasa bahwa Tuhan tidak adil. Secara tidak terduga ia bertemu dengan Tuhan yang sedang berwujud dalam bentuk manusia. Tuhan di dalam film tersebut kemudian memberikan Bruce kekuasaannya dan menyuruhnya mengatur dunia selama satu hari agar Tuhan bisa berlibur dari mengatur dunia. Karena ketidaktahuannya, mereka berani bercerita bahwa Tuhan libur dan beristirahat menjadi Tuhan.

Ilmu adalah cahaya. Seseorang yang mendapatkan ilmu sesungguhnya ia mendapatkan cahaya yang akan menerangi jalan kehidupannya. Ketika Allah SWT ingin memberikan kebaikan kepada seseorang maka Allah SWT akan memberikan ilmu kepadanya untuk menjadi lebih baik sebagaimana hadits:
"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya maka Allah akan memberikan kefaqihan (pemahaman) agama baginya. (HR Bukhori, HR Muslim)"
Begitu berharganya ilmu sehingga para Shahabat Nabi sangat bersemangat dalam mencari ilmu. Bahkan saat Nabi Muhammad SAW sudah masuk ke dalam rumahnya, mereka ganggu dengan memanggil-manggilnya untuk menanyakan sesuatu. Allah SWT kemudian menurunkan ayat untuk menegur mereka:
"Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti. Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujurat ayat 4-5)"
Saat ini mencari ilmu lebih mudah. Banyak buku-buku yang sudah ditulis dalam bentuk digital. Ta’lim-ta’lim bisa didownload dari media sosial. Konsultasi tanya jawab sudah tidak perlu capek-capek mendatangi langsung para ulama, cukup mengirimkan pertanyaan secara online. Menjadi alim saat ini adalah pilihan, tidak ada lagi alasan tidak memiliki waktu, biaya. dan tenaga.

Wallahu a’lam bisshowab.

Posting Komentar

Translate