UXGwYckfCgmqHszQE5iamiTBKMiIQBNym46UNkvU
Lembar Nasihat

Kegemparan Hari Kiamat

 

Suatu hari ada sales yang menawarkan sikat gigi kepada teman penulis. Sales tersebut dengan gigih menawarkan dagangannya. Sepertinya teman penulis merasa terganggu dengan adanya sales tersebut. Ia pun mengajukan pertanyaan yang bisa membuat sales berhenti membujuknya.

“Ini sikat giginya yang bulunya lembut atau yang keras?”, tanya teman penulis. Sales berpikir sejenak. Pertanyaan yang bisa mematikan langkahnya. Setara dengan kondisi “skak” dalam permainan catur. Sales menjawab bahwa sikat gigi yang ia tawarkan bulunya lembut. Teman penulis menjawab, ”Oh, saya suka sikat gigi yang bulunya keras.” Skakmat, sales tidak bisa lagi melanjutkan langkahnya.

Pililhan jawaban yang dihadapi sales cukup sulit. Namun, prosentase ia menjawab dengan benar kemungkinannya lima puluh persen. Pilihan yang lebih sulit adalah jika semua pilihan merugikan. Apapun pilihannya akan menimbulkan kerugian. Pepatah mengatakan “Bagai makan buah simalakama, dimakan mati ibu, tak dimakan mati bapak.”

Pepatah di atas menggambarkan pilihan yang betul-betul sulit. Begitu sulitnya sehingga digambarkan seperti memilih ibunya atau ayahnya yang harus mati. Rasanya tidak mungkin bagi seorang anak mampu mengorbankan salah satu dari ayah atau ibunya.

Pada kenyataannya, di hari kiamat, akan ada orang-orang yang mengorbankan bukan hanya ibunya atau ayahnya saja. Tetapi sekaligus kedua-duanya. Kegemparan pengadilan akhirat membuat seseorang rela mengorbankan ayah, ibu, istri dan anak-anaknya sekaligus. Sedahsyat apa peristiwa akhirat sehingga mereka mengambil pilihan tersebut?

Di dalam Al-Quran diceritakan bahwa saat pengadilan akhirat digelar, semua orang akan mencari selamat. Agar bisa menyelamatkan dirinya dari siksa neraka, orang-orang akan saling menuntut. Bahkan kepada saudara, ayah, ibu, sahabat, istri, dan anak-anaknya.
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. (QS. ‘Abasa ayat 34-36)
Saat masih berada di dunia, seorang ibu akan siap mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan anaknya. Rasa cinta bisa membuat ibu memilih kehilangan nyawanya agar anaknya selamat. Banyak kasus ibu yang sengaja berhadapan dengan maut agar anaknya bisa lari menyelamatkan diri. Di kasus lain juga akan ditemui pengorbanan seseorang untuk ayah atau saudaranya.

Saat sudah berada di akhirat, suasana sangat mencekam. Semua orang telah menyadari betapa dahsyatnya neraka dan surga. Gambaran tentang malaikat, berkumpulnya seluruh manusia di padang masyhar, dan perhitungan amal yang selama ini mereka lihat di film-film ternyata salah. Mereka baru menyadari namun semuanya telah terlambat. Allah SWT berfirman:
Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. (QS. Qaf ayat 20-22)
Saat masih di dunia, manusia belum menyadari kedahsyatan akhirat. Kemampuan mata terbatas sehingga tidak mampu melihat kebesaran kerajaan Allah SWT. Ia tidak bisa melihat makhluk ghaib seperti jin dan malaikat. Ia belum pernah melihat cambuk malaikat penjaga neraka. Ia juga belum melihat dalamnya jurang neraka dan besarnya binatang-binatang berbisa yang telah bersiap siaga.

Ketidaktahuan alam ghaib membuat manusia mengira bahwa kehidupan akan berakhir setelah kematian. Peringatan akan hari kebangkitan sulit untuk dipercaya. Beberapa orang bahkan berani melakukan bunuh diri karena tidak mengetahui dengan jelas apa yang akan mereka alami setelah kematian. Mereka yang bunuh diri mengira bahwa kesulitan setelah kematian tidak akan sehebat kesulitan mereka di dunia. Mereka baru menyadarinya setelah malaikat Izrail menunjukkan dirinya saat menjemput nyawanya.

Nabi Muhammad SAW menceritakan kedahsyatan akhirat di dalam haditsnya:
Perbandingan dunia dan akhirat seperti orang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut, lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang di perolehnya. (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Air yang membasahi jari setelah dicelupkan ke laut sangat sedikit sekali. Bandingkan dengan banyaknya air yang masih berada di dalam lautan. Itulah perbandingan dunia dan akhirat. Orang yang paling menderita di dunia akan merasa bahwa penderitaannya di dunia tidak ada apa-apanya setelah melihat akhirat. Demikian juga orang yang paling banyak nikmatnya di dunia akan memandang remeh dunia setelah melihat akhirat. Anas bin Malik menceritakan sabda Nabi Muhammad SAW:
Pada hari kiamat kelak akan dihadirkan orang yang paling merasakan nikmat di dunia dari kalangan penduduk neraka. Kemudian ia dicelupkan sekali ke dalam neraka lantas ditanyakan padanya, “Hai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan, apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?” Ia menjawab, “Tidak, demi Allah wahai Rabb-ku.” Dan akan dihadirkan pula orang yang paling sengsara di dunia dari kalangan penduduk surga lalu dicelupkan ke dalam surga dengan sekali celupan. Ditanyakan padanya, “Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat satu penderitaan? Pernahkah kamu merasakan kesengsaraan?” Ia menjawab, “Tidak, demi Allah, aku tidak pernah merasakan penderitaan sama sekali dan aku tak pernah melihat adanya kesengsaraan sedikitpun.” (HR. Muslim)
Jangankan saat berada di akhirat, peristiwa luar biasa di dunia saja sudah bisa membuat manusia menggigil ketakutan. Melihat gunung meletus, gelombang tsunami, dan gempa bumi saja sudah menakutkan. Menjelang tibanya akhirat, dunia dihancurkan. Saat kehancuran dunia saja sudah sangat menakutkan. Allah SWT berfirman:
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya. (QS. Al-Hajj ayat 1-2)

Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.(QS. Al-Muzammil ayat 17)
Hari-hari akhir dunia akan sangat mengerikan sehingga semua orang akan lupa segalanya. Jangankan hartanya, anak yang sedang ia susui pun sudah tidak lagi ia perdulikan. Kira-kira depresi yang sedalam apa yang bisa membuat wanita mengandung langsung mengalami keguguran saat itu? Tekanan jiwa sekuat apa yang membuat anak kecil pun langsung memutih rambutnya?

Aisyah binti Abu Bakar, Ummul Mukminin, menceritakan situasi akhirat di dalam haditsnya:
Aku mendengar Rasulullah -sallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan telanjang kaki, badan dan tidak dikhitan." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, laki-laki dan perempuan semuanya saling melihat kepada (aurat) orang lain?" Beliau bersabda, "Wahai Aisyah, perkaranya lebih dahsyat daripada urusan itu. (HR. Muttafaq alaihi)
Jika di dunia ada artis cantik jelita, atau aktor yang tampan rupawan melewati sekelompok orang, tentulah akan terjadi kehebohan. Namun, saat berada di padang Masyhar, pemenang kontes kecantikan dunia yang tidak memakai pakaian walau sehelai benang pun tidak akan mampu menarik perhatian seorang pria. Semua menanti dengan cemas hasil perhitungan amalnya di dunia. Kegemparan yang mengerikan yang dialami kalangan jin dan manusia.

Wallahu a'lam bishshowab.

1 komentar

  1. Mengerikan Astaghfirullah sungguh Dahsyat hari pembalasan itu ustadz

    BalasHapus
Translate