UXGwYckfCgmqHszQE5iamiTBKMiIQBNym46UNkvU
Lembar Nasihat

Tekad yang Kuat

 

 
Suatu hari saat penulis mengikuti diklat yang diselenggarakan secara online melalui aplikasi zoom. Ada salah seorang yang mengikuti acara dengan berdiri. Meskipun peserta lainnya mengikuti acara yang berlangsung selama berjam-jam tersebut dengan duduk, Ia terus berdiri sejak awal sampai akhir.

Lama berdiri bagus untuk kesehatan. Hasil penelitian yang diterbitkan oleh European Heart Journal menunjukkan bahwa berdiri lebih banyak, dapat menurunkan kolesterol, gula darah dan kadar lemak dalam darah. Hasil penelitian yang melibatkan delapan ratus orang selama tujuh hari membuktikan, berdiri sebanyak dua jam sehari mampu menurunkan kadar gula darah hingga dua persen dan lemak darah sebesar empat belas persen.

Dengan berdiri lama, tubuh otomatis akan melatih banyak otot. Berdiri lama akan membuat stamina tubuh menjadi kuat. Ini mungkin yang menjadi jawaban kenapa mereka yang mampu sholat tahajud selama berjam-jam memiliki tubuh yang kuat dan stamina yang tangguh.

Peserta pelatihan yang terus berdiri di atas menunjukkan tekadnya yang kuat untuk membiasakan lama berdiri. Ia bahkan memodifikasi meja kerjanya lebih tinggi sehingga pas dengan tinggi tubuhnya saat berdiri. Peserta lain bahkan tidak menyadari kalau ia sedang berdiri. Peserta lain baru menyadari setelah ia menanggapi komentar salah seorang peserta yang mengatakan bahwa duduknya santai sekali.

Memodifikasi mejanya menjadi lebih tinggi menunjukkan tekadnya yang kuat untuk banyak berdiri. Tekad yang kuat ini disebut dengan istilah azzam. Menurut Ibnul Qoyyim urutan dari keinginan adalah lintasan pikiran (khotirah), pikiran (fikroh), kemauan (irodah), dan tekad (azzam). Ketika sesuatu telah mencapai azzam, maka ia akan mewujudkannya dengan sungguh-sungguh.

Salah peristiwa yang merubah sejarah manusia adalah keluarnya Nabi Adam dan Hawa dari surga. Iblis berhasil menggoda Nabi Adam untuk memakan buah khuldi. Padahal Allah SWT telah melarang Nabi Adam untuk mendekati pohon khuldi. Allah SWT berfirman:
"Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. (QS. A-Baqarah ayat 35)"
Bukan hanya telah memperingatkan untuk tidak mendekati pohon khuldi, Allah SWT bahkan telah mewanti-wanti Nabi Adam untuk hati-hati dengan godaan Iblis. Ia adalah musuh yang harus dihindari. Allah SWT berfirman:
"Maka Kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. (QS. Thaha ayat 117)"
Nabi Adam telah diberitahu untuk menjauhi pohon khuldi dan berhati-hati dengan Iblis, lalu kenapa ia bisa lengah dan lupa atas perintah tersebut? Di dalam Al-Quran Allah berfirman mengapa Nabi Adam terlupa. Nabi Adam lupa untuk berhati-hati karena tidak memiliki kemauan yang kuat.
"Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. (QS. Thaha ayat 115)"
Ketika kemauan belum menjadi tekad, kemauan itu rawan terlupa atau terlalaikan. Seseorang yang ingin rutin berolah raga setiap pekan sekali, tetapi belum menjadi tekad, maka olahraga itu akan terlupakan atau tertunda setelah beberapa pekan kemudian.

Kemauan yang sudah menjadi tekad akan membuat pikiran bawah sadar aktif untuk mengingatkan. Bahkan tubuh seakan-akan mendukung untuk mewujudkannya. Hilang rasa lelah. Tidak akan berhenti sebelum tujuan tercapai.

Di kalangan pesantren ada semboyan, “Bondo, Bahu, Pikir, lek perlu sak nyawane pisan” yang artinya adalah “Harta, Bahu (tenaga), Pikiran, kalau perlu dengan nyawanya sekalian. Semboyan ini menggambarkan tekad yang kuat. Tidak heran banyak lulusan pesantren memiliki daya tahan yang tinggi dalam mewujudkan cita-citanya.

Munculnya tekad disebabkan kesadaran bahwa hal tersebut adalah hal yang sangat penting. Sangat penting bisa berupa bahaya besar atau keuntungan besar. Jika nyawa terancam, seseorang akan memiliki tekad yang kuat untuk bertahan.

Begitu juga jika ada keuntungan besar yang dijanjikan. Jika dikatakan kepada seseorang untuk datang ke suatu tempat yang dekat dan mudah lalu dijanjikan akan diberikan beberapa batang emas yang sangat ia inginkan, mungkinkah ia akan bermalas-malasan?

Salah satu anak penulis yang menjadi pengajar di sebuah lembaga pendidikan mengatakan bahwa ada beberapa murid yang sangat lambat menghafal Al-Quran. Sebenarnya mereka memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan anak-anak lainnya. Namun, karena tekad belum muncul di dalam dirinya, mereka belum bersungguh-sungguh untuk menghafal. Mereka hadir di sana bukan karena keinginannya tetapi keinginan orang tuanya. Orang tuanya berhasil mengirim ke pesantren namun gagal membangun tekadnya.

Kekuatan tekad akan menjamin agar cita-cita tidak hanya sekedar mimpi. Oleh karena itu tekad perlu ditumbuhkan agar menjadi kuat. Orang tua yang telah mengetahui cita-cita anaknya, tetapi tidak berusaha menguatkan tekadnya seperti menanam biji tetapi tidak menyiram dan memberikan pupuk.

Agar tekad menjadi kuat perlu dipelajari dengan baik apa keuntungannya. Jika seseorang tidak mengetahui dengan baik keuntungan dari yang ia kejar maka ia tidak akan bersemangat. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak. (HR. Bukhari)"

Hadits di atas menggambarkan bahwa orang-orang munafik malas pergi ke masjid untuk sholat shubuh dan isya. Saat sholat dzhuhur, ashar, dan maghrib banyak orang yang pergi ke masjid sehingga mereka bersemangat sholat berjamaah agar dilihat oleh orang lain. Berbeda dengan sholat isya dan shubuh berjamaah yang dikerjakan oleh sedikit orang.

Namun, sholat shubuh dan isya memiliki ganjaran yang luar biasa. Seandainya mereka bisa melihat ganjaran sholat keduanya dengan berjamaah di masjid, mereka pasti akan mendatanginya meskipun dalam kondisi merangkak. Saat di akhirat, ketika ditimbang amal, mereka akan menyesal kenapa tidak sholat shubuh dan isya secara berjamaah.

Hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW di atas juga menjadi isyarat bahwa untuk memunculkan tekad perlu pemahaman yang jelas atas keutamaan. Jika ada orang yang belum juga membayar zakat padahal sudah memiliki kewajiban mungkin ia belum begitu memahami keutamaan membayar zakat.

Ada pepatah yang mengatakan, “Berpikir sejenak lebih baik daripada beribadah selama enam puluh tahun.” Berpikir disini tentu bukan asal berpikir saja. Bukan sekedar berpikir hal-hal yang biasa saja. Berpikir di sini salah satunya adalah berpikir yang ujungnya adalah memahami hakikat kehidupan sehingga menimbulkan tekad yang kuat.

Memiliki tekad yang kuat akan menjadi pembeda antara manusia biasa dengan manusia yang luar biasa. Sebagaimana para Rasul pun memiliki derajat yang berbeda di hadapan Allah. Allah SWT berfirman:
"Maka bersabarlah kamu seperti ulul azmi dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (QS. Al-Ahqaf ayat 35)"
Nabi Muhammad SAW, Nabi Ibrahim AS, Nabi Isa AS, Nabi Nuh AS, dan Nabi Musa AS adalah para Rasulullah yang memiliki kedudukan istimewa. Mereka disebut ‘ulul azmi’ karena memiliki tekad yang sangat kuat.

Wallahu a’lam bisshowab

Posting Komentar

Translate