UXGwYckfCgmqHszQE5iamiTBKMiIQBNym46UNkvU
Lembar Nasihat

Bukti Keberadaan Allah (Bagian ke-4)

   


Seekor induk ayam yang sedang mengerami telurnya, pada waktu-waktu tertentu akan memutar telurnya. Kenapa hal itu dilakukan? Penulis bertanya terkait fenomena ini ke anak-anak sekolah. Rata-rata jawaban mereka adalah agar panas tubuh ayam merata ke permukaan telur. Benarkah itu alasannya? Ternyata tidak, telur akan tetap membusuk walaupun diberikan panas yang rata. Lalu apa alasannya?

Alasan utama telur harus diputar adalah agar kuning telur tidak mengendap ke bawah dan menempel kepada cangkang. Itu sebabnya para peternak yang menggunakan mesin penetas tetap memutar telur walaupun suhu di dalam mesin penetas telah merata ke seluruh permukaan telur.

Pertanyaan selanjutnya adalah siapakah yang memberitahu ayam tersebut bahwa telurnya harus diputar? Padahal teknik memutarnya tidak sembarangan. Perlu memperhatikan waktu, urutan, dan sudut kemiringan telur. Bagian ujung telur yang tumpul harus tetap berada di atas. Jika bagian tumpul berada di bawah maka kantung udara di dalam telur akan pecah dan telur akan membusuk.

Ketidakmampuan untuk menjelaskan siapa yang memberitahu ayam akan membawa kepada jawaban bahwa yang menciptakan ayamlah yang telah memberitahunya. Orang-orang yang tidak percaya adanya sang Maha Pencipta (al Khaaliq) juga harus menjawab siapa yang telah memberitahu ayam bahwa ia juga harus mengajari anak-anak ayam cara mencari makan. Ia juga harus berteriak memanggil anak-anaknya dan memasukkan ke bawah sayapnya ketika ada burung elang yang terbang berkeliling mengintai.

Salah satu hal yang menarik untuk dicermati adalah sarang lebah. Allah SWT memberikan petunjuk kepada kepada lebah untuk membuat sarangnya. Di dalam Al Quran Allah SWT berfirman:

 

"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia."(QS.An Nahl ayat 68)"

Sarang lebah memiliki keistimewaan karena memerlukan perhitungan yang cermat untuk membangunnya. Tanpa petunjuk dari Allah SWT maka tidak mungkin mereka bisa membangun sarang yang luar biasa.

Sarang lebah berbentuk segi enam (heksagon). Berdasarkan perhitungan matematika, ini adalah bentuk yang paling efisien untuk menyimpan madu. Memang bentuk paling sempurna untuk mendapatkan volume maksimal adalah lingkaran. Tetapi Jika sarangnya berbentuk lingkaran, maka akan ada ruang-ruang di sisi lingkaran yang terbuang dan tidak termanfaatkan. Akan terbentuk celah kosong di antara satu kantong dengan kantong lainnya

Bentuk lain yang tidak menimbulkan celah-celah kosong antar ruangan adalah bentuk segi empat atau segi tiga. Tetapi bentuk segi enam menggunakan bahan yang paling sedikit dibandingkan segi tiga atau segi empat. Artinya dengan bahan yang jumlahnya sama, ruang-ruang berbentuk segi enam, akan lebih banyak menampung madu daripada segi tiga atau segi enam.

Yang unik lainnya dari pembuatan sarang lebah adalah lebah tidak membangun sarang dari tengah kemudian melebar ke pinggir. Biasanya lebah membangun dari empat titik yang berbeda dan bertemu di tengah. Namun demikian ketika sarang-sarang tadi bertemu, bagian pertemuan sarang tersebut tetap berbentuk heksagonal sempurna. Seakan-akan ada konsultan bangunan yang sangat ahli dalam matematika yang melakukan pengaturan dan pengawasan pembuatan sarang tersebut.

Rongga-rongga pada sarang lebah dibuat saling bertolak belakang. Kemiringan rongga adalah tiga belas derajat ke arah atas dari bidang datar. Kemiringan ini mencegah madu agar tidak mengalir keluar dan tumpah.

Fenomena lain terkait dengan ilham yang Allah SWT berikan kepada binatang adalah migrasi burung-burung yang berpindah ke suatu tempat. Mereka berpindah karena menghindari salju pada muslim dingin. Jika mereka tidak melakukan migrasi mereka akan mati kelaparan dan kedinginan karena wilayah mereka tertutup salju.

Migrasi dilakukan secara berkelompok dengan formasi terbang membentuk huruf “V”. Formasi ini dibentuk agar burung yang di belakang tidak terlalu lelah. Burung yang berada di depan bertugas untuk membelah udara. Hasil penelitian menunjukkan burung di belakang akan mengepakkan sayapnya dengan menyesuaikan dengan kepakan burung yang berada di depan. Kepakan sayap yang menimbulkan kibasan angin dari depan, dijadikan untuk memberikan daya angkat kepada burung yang berada di belakang. Ketika burung yang berada di depan merasa lelah tugasnya akan digantikan oleh burung yang lain. Ia akan mundur dan terbang di bagian belakang untuk beristirahat.

Jika ada burung yang terluka dan perlu beristirahat, maka akan ada minimal dua ekor burung yang menunggu sembuhnya burung tersebut. Ini dilakukan karena burung yang terbang sendiri akan mudah lelah. Dibutuhkan beberapa burung lain agar bisa tetap terbang dengan formasi semula. Ketika burung tersebut telah sembuh, barulah mereka kembali terbang bersama-sama.

Pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh mereka yang tidak percaya adanya Tuhan adalah siapa yang telah memberitahu burung-burung tersebut bahwa salju akan turun? Siapa yang menunjukkan arah daerah yang tidak turun salju? Siapa yang mengilhamkan formasi terbang yang efisien? Siapa yang memberikan rasa kesetiakawanan untuk menunggu temannya yang sakit? Dan siapa yang memberikan informasi musim salju telah berakhir dan mereka bisa kembali ke tempat semula?

Naluri dan insting diberikan Allah SWT kepada semua binatang. Ada belalang daun yang berkamuflase dengan bersembunyi di dedaunan. Ada bunglon yang melakukan mimikri dengan merubah warna kulitnya. Ada

gurita yang melakukan jetting dengan mengeluarkan tinta sehingga air menjadi hitam gelap sehingga dia bisamelarikan diri. Ada juga sigung yang menyemburkan gas yang sangat bau sehingga membuat binatang pemangsa lari.

Selain memberikan ilham untuk bertahan hidup dan berkembang biak, Allah SWT juga memberikan ilham untuk berkasih sayang. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat. Satu di antaranya diturunkannya kepada kaum jin, manusia, binatang, dan tumbuhan. Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan Allah mengakhirkan sembilan puluh sembilan rahmat untuk Dia curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat. ( HR. Bukhori, Muslim)"

Hadits ini menjelaskan kepada kita dari mana asalnya rasa sayang yang dimiliki induk binatang. Induk binatang bahkan siap bertaruh nyawa untuk melindungi anak-anaknya. Rasa sayang yang luar biasa walaupun itu hanya satu persen yang dibagikan kepada binatang juga kepada seluruh jin dan manusia.

Rahmat tersebut juga akan dibagikan kepada penghuni surga kelak. Allah SWT menyimpan sembilan puluh sembilan persen rahmatNya untuk mereka. Penduduk surga memiliki perasan yang kuat untuk saling menyayangi dan mengasihi. Untuk menghindari munculnya rasa iri, dengki, cemburu, dan dendam yang mengurangi kebahagiaan penghuni surga, Allah SWT mencabut perasaan tersebut dari hati mereka. Di dalam Al Quran diceritakan kehidupan para penghuni surga:
"Dan Kami lenyapkan segala rasa ghil (iri dengki) yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (QS. Al Hijr ayat 47)"

Wallahu a’lam bisshowab.


Posting Komentar

Translate